Assalamu’alaikum wr. wb.
Ciao, gaez. Apa kabar?
Semoga sehat selalu ya, karena dunia terasa kurang indah kalo dinikmatin saat
sakit, he he.
Now I wanna tell you about my
(kind of) favorite Pejuang Kemerdekaan. Guess who????
.
.
.
.
.
.
.
.
Yep, Mr. Achmad Soebardjo.
Kenapa beliau? Well, just check it out here:p
Sebelumnya ke poin mengapa gue
memilih beliau, baca dulu ya biografi singkatnya….
Ayah dari Mr. Achmad Soebardjo
bernama Teuku Muhammad Yusuf, yang masih keturunan bangsawan Aceh dari Pidie. Ayahnya
bekerja sebagai pegawai pemerintahan dengan jabatan Mantri Polisi di wilayah
Teluk Jambe, Kerawang. Ibu Achmad Soebardjo bernama Wardinah, anak dari Camat
di Telukagung, Cirebon, yang adalah keturunan Jawa-Bugis.
Pada 23 Maret 1896, beliau lahir di
Teluk Jambe, Karawang, Jawa Barat, dan oleh ibunya dinamai Achmad Soebardjo.
Mr. Achmad Soebardjo mendapat
gelar Meester in de Rechten. Meester in de Rechten itu apa? Hm,
kalo di bahasa Belanda-nya sendiri, itu kayak gelar Magister Ilmu Hukum. But,
Indonesia pun kini merubahnya jadi Sarjana Hukum. Dari S2 ke S1, cukup aneh
ya hehe. Jadi, beliau mendapat gelar ini dari hasil menuntut ilmunya (bidang
undang-undang) di Negri Belanda, tepatnya Universitas Leiden, tahun 1933.
Beliau juga cukup aktif dalam
bidang pendidikan. Mr. Achmad Soebardjo merupakan profesor dalam bidang Sejarah
Perlembagaan dan Diplomasi Republik Indonesia di Fakultas Kesusasteraan,
Universitas Indonesia.
Sebelum kuliah, beliau bersekolah
di Hogere Burger School, Jakarta, yang setara dengan SMA, pada 1917.
Beliau telah aktif menyuarakan kemerdekaan Indonesia sejak berkuliah. Terutama
melalui organisasi, sepeti Jong Java dan Persatuan Mahasiswa Indonesia.
Beliau pernah menjadi wakil
Indonesia bersama Moh. Hatta dan para ahli gerakan-gerakan Indonesia pada
persidangan antarbangsa "Liga Menentang Imperialisme dan Penindasan
Penjajah I” di Brussels dan kemudiannya di Jerman. Setelah kembali ke
Indonesia, ia aktif menjadi anggota BPUPKI dan PPKI.
Di peristiwa Rengasdengklok ia
pun berperan penting, bahkan beliau harus mempertaruhkan nyawanya untuk
menjamin keselamatan Soekarno-Hatta, juga tentang akan segeranya dilaksanakan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Mr. Achmad Soebardjo berhasil
meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu-buru memproklamasikan kemerdekaan.
Mr. Achmad Soebardjo yang membawa
rombongan ke rumah Laksamana Maeda untuk merumuskan teks proklamasi. Beliau pula
ikut merumuskan naskah Proklamasi Kemerdekaan RI. Kalimat “Kami bangsa
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia” merupakan usulan
dari beliau.
Beliau dilantik sebagai Menteri
Luar Negeri pada Kabinet Presidensial, kabinet Indonesia yang pertama pada
tanggal 18 Agustus 1945. Beliau pun kembali menjabat sebagai Menteri Luar
Negeri pada tahun 1951 - 1952.
Karena sakit flu yang akhirnya
menyebabkan komplikasi, Mr. Achmad Soebardjo meninggal dunia pada usia 82 tahun-nya
di Rumah Sakit Pertamina dan dimakamkan di daerah Cipayung, Bogor.
So, gue mem-favorit-kan
beliau karena beliau adalah :
Tokoh pejuang kemerdekaan
Indonesia
Diplomat
Pahlawan Nasional Indonesia (2009)
Menteri Luar Negeri Indonesia
pertama
Wakil Indonesia di beberapa
pertemuan Internasional
Duta Besar Republik Indonesia
di Switzerland (1957 – 1961)
Kenapa emang kalo beliau
begitu? Karenaaa, gue pernah ingin menjadi diplomat. Dan gue ngerasa
hal-hal yang beliau lakuin di kancah Internasional itu keren banget. Jadi wakil
Indonesia di pertemuan Internasional, jadi duta besar RI, jadi menteri yang
ngurusin hal eksternal negara, dll. Huffffft, keren kan?:p
Well, udah ya, gaez. Tengkyu
so much. Sampai jumpaa!
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Sumber Referensi :
http://www.ilmusiana.com/2015/07/sejarah-perumusan-teks-proklamasi.html