Friday, 19 August 2016

Mr. Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo

Assalamu’alaikum wr. wb.

Ciao, gaez. Apa kabar? Semoga sehat selalu ya, karena dunia terasa kurang indah kalo dinikmatin saat sakit, he he.

Now I wanna tell you about my (kind of) favorite Pejuang Kemerdekaan. Guess who????
.
.
.
.
.
.
.
.
Yep, Mr. Achmad Soebardjo. Kenapa beliau? Well, just check it out here:p

Sebelumnya ke poin mengapa gue memilih beliau, baca dulu ya biografi singkatnya….
Ayah dari Mr. Achmad Soebardjo bernama Teuku Muhammad Yusuf, yang masih keturunan bangsawan Aceh dari Pidie. Ayahnya bekerja sebagai pegawai pemerintahan dengan jabatan Mantri Polisi di wilayah Teluk Jambe, Kerawang. Ibu Achmad Soebardjo bernama Wardinah, anak dari Camat di Telukagung, Cirebon, yang adalah keturunan Jawa-Bugis.
Pada 23 Maret 1896, beliau lahir di Teluk Jambe, Karawang, Jawa Barat, dan oleh ibunya dinamai Achmad Soebardjo.
Mr. Achmad Soebardjo mendapat gelar Meester in de Rechten. Meester in de Rechten itu apa? Hm, kalo di bahasa Belanda-nya sendiri, itu kayak gelar Magister Ilmu Hukum. But, Indonesia pun kini merubahnya jadi Sarjana Hukum. Dari S2 ke S1, cukup aneh ya hehe. Jadi, beliau mendapat gelar ini dari hasil menuntut ilmunya (bidang undang-undang) di Negri Belanda, tepatnya Universitas Leiden, tahun 1933.
Beliau juga cukup aktif dalam bidang pendidikan. Mr. Achmad Soebardjo merupakan profesor dalam bidang Sejarah Perlembagaan dan Diplomasi Republik Indonesia di Fakultas Kesusasteraan, Universitas Indonesia.
Sebelum kuliah, beliau bersekolah di Hogere Burger School, Jakarta, yang setara dengan SMA, pada 1917. Beliau telah aktif menyuarakan kemerdekaan Indonesia sejak berkuliah. Terutama melalui organisasi, sepeti Jong Java dan Persatuan Mahasiswa Indonesia.
Beliau pernah menjadi wakil Indonesia bersama Moh. Hatta dan para ahli gerakan-gerakan Indonesia pada persidangan antarbangsa "Liga Menentang Imperialisme dan Penindasan Penjajah I” di Brussels dan kemudiannya di Jerman. Setelah kembali ke Indonesia, ia aktif menjadi anggota BPUPKI dan PPKI.
Di peristiwa Rengasdengklok ia pun berperan penting, bahkan beliau harus mempertaruhkan nyawanya untuk menjamin keselamatan Soekarno-Hatta, juga tentang akan segeranya dilaksanakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Mr. Achmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu-buru memproklamasikan kemerdekaan.
Mr. Achmad Soebardjo yang membawa rombongan ke rumah Laksamana Maeda untuk merumuskan teks proklamasi. Beliau pula ikut merumuskan naskah Proklamasi Kemerdekaan RI. Kalimat “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia” merupakan usulan dari beliau.
Beliau dilantik sebagai Menteri Luar Negeri pada Kabinet Presidensial, kabinet Indonesia yang pertama pada tanggal 18 Agustus 1945. Beliau pun kembali menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pada tahun 1951 - 1952.
Karena sakit flu yang akhirnya menyebabkan komplikasi, Mr. Achmad Soebardjo meninggal dunia pada usia 82 tahun-nya di Rumah Sakit Pertamina dan dimakamkan di daerah Cipayung, Bogor.

So, gue mem-favorit-kan beliau karena beliau adalah :
Tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia
Diplomat
Pahlawan Nasional Indonesia (2009)
Menteri Luar Negeri Indonesia pertama
Wakil Indonesia di beberapa pertemuan Internasional
Duta Besar Republik Indonesia di Switzerland (1957 – 1961)

Kenapa emang kalo beliau begitu? Karenaaa, gue pernah ingin menjadi diplomat. Dan gue ngerasa hal-hal yang beliau lakuin di kancah Internasional itu keren banget. Jadi wakil Indonesia di pertemuan Internasional, jadi duta besar RI, jadi menteri yang ngurusin hal eksternal negara, dll. Huffffft, keren kan?:p

Well, udah ya, gaez. Tengkyu so much. Sampai jumpaa!
Wassalamu’alaikum wr. wb.


Sumber Referensi :
http://www.ilmusiana.com/2015/07/sejarah-perumusan-teks-proklamasi.html

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.