Monday, 1 February 2016

Periodesasi Zaman Batu?

Assalamu'alaikum wr. wb.   

   Ciao, gaez. Ketemu lagi sama gue nih. Sekarang gue mau ngasih tau perihal zaman batu. Dimulai dari yang pertama, yang tertua, adalah zaman Paleolitikum. Dan diakhiri masa Megalitikum. Ready? Set.. Go! 

A.    Zaman Paleolitikum
   Paleolitikum a.k.a. Zaman Batu Tua (Bahasa InggrisPaleolithic atau Palaeolithic, Yunani: παλαιός (palaios) — purba dan λίθος (lithos) — batu) adalah zaman prasejarah yang bermula kira-kira 50.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Periode zaman ini adalah antara tahun 50.000 SM - 10.000 SM. Tetapi ada pula yang memperkirakan zaman paleolitikum ini berlangsung kira-kira pada enam ratus ribu tahun yang lalu (masa pleistosen awal).
   Pada zaman berburu dan meramu makanan tk. sederhana ini, manusia Peking dan manusia Jawa telah ada. Di Afrika, Eropa dan Asia, manusia Neanderthal telah hidup pada awal tahun 50.000 SM, manakala pada tahun 20 000 SM, manusia Cro-magnon sudah menguasai kebudayaan di Afrika Utara dan Eropa. Bahkan beberapa perkembangan kebudayaan ditemukan di sekitar Pacitan (ditemukan oleh Von Koenigswald) dan Ngandong.
   Pada zaman ini, manusia hidup secara nomaden atau berpindah-randah dalam kumpulan kecil untuk mencari makanan (biji-bijian, umbi-umbian, serta dedaunan). Mereka tidak bercocok tanam. Mereka menggunakan batu, kayu dan tulang binatang untuk membuat peralatan sehari-hari. Alat-alat ini juga digunakan untuk mempertahankan diri dari musuh.
   Zaman ini dibuktikan dengan adanya fosil-fosil manusia purba, seperti:
1. Meganthropus Paleojavanicus (sekaligus yang tertua).
2. Pithecanthropus Erectus (Pithecanthropus Mojokertensis, Pithecanthropus Robustus).
3. Homo Erectus (Homo Wajakensis, Homo Soliensis).
   Sedangkan artefak yang ditemukan antara lain:
1. Flakes (alat penyerpih berfungsi misalnya untuk mengupas, menguliti).
2. Chopper (kapak genggam/alat penetak).
3. Peralatan dari tulang. 
  Proses pembuatan kapak batu: 
1. Memilih batu yang cocok dan mudah dibentuk.
2. Batu tersebut dipukulkan dengan menggunakan batu yang lebih keras.
3. Pembentukan dengan cara dihaluskan menggunakan kapak tulang, tangan juga dilindungi dengan kulit.
 Ciri ciri kehidupan pada masa paleolitikum antara lain:
1. Hidupnya nomaden atau selalu berpindah-pindah tempat.
2. Hidup dalam kelompok-kelompok kecil agar memudahkan mereka bergerak dalam mencari makanan.
3. Hidupnya sangat tergantung pada alam sekitar mereka.
4. Masih menggunakan alat-alat yang sangat sederhana untuk mendukung kegiatan mereka mencari makan. Alat yang dibuat terbuat dari batu dan tulang, dan masih dalam bentuk yang sangat kasar, Contohnya kapak genggam yang berfungsi untuk memotong, menggali dan menguliti binatang.
5. Masih menggunakan bahasa yang sederhana untuk berkomunikasi.
6. Belum mengenal seni.
 Zaman paleolitikum dibagi menjadi 3 periode yaitu:
1. Zaman Paleolitikum Tua
   Periode ini merupakan periode pertama kali manusia berkembang ke arah yang lebih berbudaya kira-kira 15.000 tahun yang lalu. Pada masa ini muncul peralatan dari batu yang dibuat dengan sistem benturan, yaitu dengan membenturkannya pada batu lain yang lebih keras. Bukti-bukti yang ditemukan dibeberapa tempat, misalnya di dekat danau Turkana, di Kenya, dan di Etiopia Selatan dan Jurang Olduvai. Tradisi pembuatan alat – alat ini disebut dengan tradisi peralatan Oldowan. Tradisi alat oldowan ini merupakan kemajuan teknologi yang penting bagi Hominida. Keuntungan utama dari kemunculan alat dari tradisi Oldwan ini adalah semakin banyak sumber daya alam yang dapat didayagunakan dalam waktu yang lebih singkat, dengan tenaga yang lebih sedikit, dan dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi.

2. Zaman Paleolitikum Madya
   Pada periode ini manusi purba diperkirakan telah memiliki kepercayaan. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannnya artefak – artefak di Situs Mousterian yang mengungkapkan adanya pemujaan pada binatang pada waktu itu.

3. Zaman Paleolitikum Muda
   Pada periode ini manusia purba sedikit lebih berkembang. Merek mulai menemukan peralatan – peralatan berburu seperti panah, tombak, dan pisau batu yang menyempurnakan teknik berburu mereka. Pada masa ini, banyak sekali kebudayaan yang muncul karena penyebaran manusia yang telah luas hingga ke pelosok bumi.

B.    Zaman Mesolitikum
   Mesolitikum atau Zaman Batu Madya (Bahasa Yunani: mesos "tengah", lithos batu) adalah suatu periode dalam perkembangan teknologi manusia, antara Paleolitik atau Zaman Batu Tua dan Neolitik atau Zaman Batu Muda. Istilah ini diperkenalkan oleh John Lubbock dalam makalahnya "Zaman Prasejarah" (bahasa Inggris: Pre-historic Times) yang diterbitkan pada tahun 1865.
   Zaman mesolitikum adalah zaman di mana manusia masih menggunakan batu sebagai alat dalam kegiatan sehari – harinya. Zaman mesolitikum sendiri disebut dengan zaman batu tengah dan terjadi pada masa holsen sekitar 10. 000 tahun yang lalu.
  Pada zaman mesolitikum di Indonesia, manusia hidup tidak jauh berbeda dengan zaman paleolitikum, yaitu dengan berburu dan menangkap ikan, namun manusia pada masa itu juga mulai mempunyai tempat tinggal agak tetap dan bercocok tanam secara sederhana. Tempat tinggal yang mereka pilih umumnya berlokasi di tepi pantai (kjokkenmoddinger) dan goa-goa (abris sous roche) sehingga di lokasi-lokasi tersebut banyak ditemukan berkas-berkas kebudayaan manusia pada zaman itu.
  Kjokkenmoddinger yang diambil dari bahasa Denmark, yaitu kjokken yang berarti dapur dan modding yang berarti sampah. Jadi, Kjokkenmoddinger adalah sampah dapur. Dalam pengertian yang sebenarnya, Kjokkenmoddinger adalah fosil yang berupa timbunan atau tumpukan kulit kerang dan siput sehingga mencapai ketinggian ± 7 meter. Fosil ini ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatera, yakni antara daerah Langsa hingga Medan. Penemuan tersebut menunjukkan bahwa manusia purba pada zaman ini sudah mulai menetap.
   Sedangkan Abris Sous Roche adalah goa menyerupai ceruk batu karang yang digunakan manusia sebagai tempat tinggal. Ceruk-ceruk di dalam batu karang memberikan perlindungan terhadap hujan dan panas. Di dalam dasar gua ini didapatkan banyak peninggalan kebudayaan, dari jenis paleolitikum sampai permulaan neolitikum, tetapi sebagian besar dari zaman mesolitikum.
   Penyelidikan terhadap abris sous roche dilakukan oleh van Stein Callenfels di Gua Lawa dekat Sampung (Ponorogo, Madiun), dari tahun 1928-1931. Alat-alat yang ditemukan banyak sekali macamnya : alat-alat bantu, seperti ujung panah dan flakes, batu-batu penggilingan, kapak-kapak yang sudah diasah, alat-alat dari tulang dan tanduk rusa, dll. Kebanyakan terbuat dari tulang sehingga disebut Sampung Bone Culture.
   Dibandingkan dengan zaman paleolitikum, pada zaman ini manusia mulai mengalami perkembangan budaya yang lebih cepat. Perkembangan budaya yang cepat ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah keadaan alam yang lebih stabil. Akibatnya, manusia pada zaman ini hidup dengan lebih tenang, sehingga mereka bisa mengembangkan kebudayaannya. Salah satu perkembangannya adalah manusia pada zaman itu sudah mempunyai kemampuan membuat kerajinan gerabah dari tanah liat.
   Mereka juga sudah mulai bercocok tanam meskipun dengan cara yang masih sederhana. Manusia purba pada masa ini masih menggunakan alat – alat yang diambil dari tulang dan tanduk hewan untuk digunakan dalam kehidupan sehari – hari seperti pada masa mengumpulkan makanan tingkat awal atau paleolitikum. Bahkan, mereka telah mulai mengenal kepercayaan.
   Berdasarkan keterangan diatas, ditambah dengan beberapa keterangan lain, dapat disimpulkan bahwa ciri Zaman Mesolitikum adalah :
1. Manusia di zaman ini sudah tidak lagi nomaden atau menetap di gua, maupun di pantai.
2. Manusia zaman ini sudah mengumpulkan makanan dan bercocok tanam.
3. Manusia zaman ini sudah bisa membuat kerajinan dari gerabah.
4. Ditemukannya kyokkenmodinger (bukit-bukit kerang hasil sampah dapur).
5. Ditemukannya abris sous roche (gua-gua tempat tinggal).
6. Manusia zaman tersebut telah mengenal seni berupa lukisan pada dinding gua, seperti lukisan pada dinding gua, lukisan bercap tangan dan babi hutan.
7. Alat-alat yang digunakan disebut pebble (kapak sumatra).
8. Manusia di zaman ini sudah mengenal kepercayaan.

C.     Zaman Neolitikum
Neolitikum atau Zaman Batu Muda adalah fase atau tingkat kebudayaan pada zaman prasejarah yang mempunyai ciri-ciri berupa unsur kebudayaan, seperti peralatan dari batu yang diasah, pertanian menetap, peternakan, dan pembuatan tembikar, dimulai sekitar tahun 1500 SM di Indonesia. Zaman ini tentunya sudah lebih maju jika dibandingkan dengan zaman sebelumnya, yaitu Paleolitikum dan Mesolitikum. Neolitikum bahkan juga sering disebut sebagai revolusi budaya dan ada beberapa budaya yang masih digunakan untuk manusia di zaman modern saat ini.
Ciri dari zaman Neolitikum ini ialah:
1. Peralatan yang sudah dihaluskan dan diberi tangkai.
2. Jenis alat yang dipergunakan adalah kapak persegi dan kapak lonjong.
3. Pakaian terbuat dari kulit kayu, perhiasannya terbuat dari batu dan manik-manik.
4. Telah bertempat tinggal menetap (sedenter).
5. Telah mempunyai kemampuan untuk bercocok tanam dabn beternak.
6. Telah menganut kepercayaan animisme dan dinamisme.

7. Mereka juga sudah mulai membuat banyak tembikar dari tanah liat untuk membuat alat-alat rumah tangga.
     Masyarakat pada zaman neolitikum ini memiliki ciri yang khas. Salah satunya ialah sikap terhadap alam kehidupan sudah mati. Kepercayaan bahwa roh seseorang tidak lenyap pada saat orang meninggal sangat mempengaruhi kehidupan mereka. Upacara yang paling menyolok adalah upacara pada waktu penguburan terutama bagi mereka yang dianggap terkemuka oleh masyarakat. Biasanya yang meninggal dibekali bermacam-macam barang keperluan sehari-hari seperti perhiasan, periuk, dan lain-lain agar perjalanan si mati ke alam arwah terjalin keselamatannya.
     Jasad seseorang yang telah mati dan mempunyai pengaruh kuat biasanya diabadikan dengan mendirikan bangunan batu besar. Jadi, bangunan itu menjadi medium penghormatan, tempat singgah, dan lambang si mati. Bangunan-bangunan yang dibuat dengan menggunakan batu-batu besar itu pada akhirnya melahirkan kebudayaan yang dinamakan megalitikum (batu besar). Salah satu contoh bangunan megalitikum adalh kubur batu, sarkofagus ,dan waruga yang ketiganya berfungsi sebagai makam.
     Kemajuan masyarakat dalam masa neolitikum ini tidak saja dapat dilihat dari corak kehidupan mereka, tetapi juga bisa dilihat dari hasil-hasil peninggalan budaya mereka. Yang jelas mereka semakin meningkat kemampuannya dalam membuat alat-alat kebutuhan hidup mereka. Alat-alat yang berhasil mereka kembangkan antara lain beliung persegi, kapak lonjong, alat-alat obsidian, mata panah, gerabah, perhiasan, dan bangunan megaltikum.
   Berikut alat alat atau hasil kebudayaan pada masa Neolitikum:
1. Beliung persegi atau kapak persegi ditemukan hampir seluruh kepulauan Indonesia, berfungsi sebagai:
  • Tajak untuk menanam tumbuhan`
  • Pisau untuk mengetam padi.
  • Alat pembuat perahu(memotong, mengerat, memukul).
  • Alat yang kecil sebagai pahat.
  • Komoditas dagang (barter).
  • Bekal kubur.
2. Kapak lonjong yang berfungsi sama dengan kapak persegi. 
3. Alat-alat obsidian merupakan alat-alat yang dibuat dari batu kecubung. 
4. Gerabah yang mempunyai fungsi sebagai wadah atau tempat untuk keperluan rumah tangga. 
5. Perhiasan (gelang dan kalung yang terbuat dari batu indah). 
6. Pakaian dari kulit kayu. 
7. Tembikar ( Periuk belanga ).

D.    Zaman Megalitikum
Megalitikum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan "Zaman batu besar".
 Megalitikum berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari kta mega dan lithos. Kata mega berarti besar, dan lithos berarti batu. Pada zaman ini manusia sudah dapat membuat dan meningkatkan kebudayaan yang terbuat dan batu-batu besar. Kebudayaan ini berkembang dari zaman Neolitikum sampai Zaman Perunggu. Pada zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan. Walaupun kepercayaan mereka masih dalam tingkat awal, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang, kepercayaan ini muncul karena pengetahuan manusia sudah mulai meningkat.

Kepercayaan pada zaman ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Animisme, yaitu suatu kepercayaan bahwa segala sesuatu yang adadibumi baik itu hidup ataupun mati mempunyai roh.
2.      Dinamisme, yaitu kepercayaan yang menyakini  bahwa semua benda-benda yang ada di dunia ini baik hidup atau mati mempunyai daya dan kekuatan ghaib, misalnya pada pohon, batu besar, gunung, gua, azimat dan benda-benda lain yang dianggap keramat.

     
Menurut Von Heine Geldern, kebudayaan Megalithikum menyebar ke Indonesia melalui 2 gelombang yaitu:

1. Megalith Tua menyebar ke Indonesia pada zaman Neolithikum (2500-1500 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Kapak Persegi (Proto Melayu). Contoh bangunan Megalithikum adalah menhir, punden berundak-undak, Arca-arca Statis.

2. Megalith Muda menyebar ke Indonesia pada zaman perunggu (1000-100 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Dongson (Deutro Melayu). Contoh bangunan megalithnya adalah peti kubur batu, dolmen, waruga Sarkofagus dan arca-arca dinamis.

   Apa yang dinyatakan dalam uraian di atas, dibuktikan dengan adanya penemuan bangunan batu besar seperti kuburan batu pada zaman prasejarah, banyak ditemukan manik-manik, alat-alat perunggu dan besi. Hasil kebudayaan megalithikum biasanya tidak dikerjakan secara halus, tetapi hanya diratakan secara kasar dan terutama hanya untuk mendapatkan bentuk yang diperlukan.

   Kebudayaan Megalitikum meninggalkan beberapa benda peninggalan. Beberapa benda tersebut juga masih digunakan oleh suku suku tertentu, seperti suku Nias.
Peninggalan kebudayaan Megalitikum, antara lain:

1. Menhir
   Menhir adalah bangunan yang berupa tugu batu yang didirikan untuk upacara menghormati roh nenek moyang, sehingga bentuk menhir ada yang berdiri tunggal dan ada yang berkelompok serta ada pula yang dibuat bersama bangunan lain yaitu seperti punden berundak-undak. Lokasi tempat ditemukannya menhir di Indonesia adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan. Pembuatan menhir ditujukan untuk penghormatan terhadap roh nenek moyang. Selain menhir terdapat bangunan yang lain bentuknya, tetapi fungsinya sama yaitu sebagai punden berundak-undak.
2. Punden Berundak-undak
   Punden berundak-undak adalah bangunan dari batu yang bertingkat-tingkat dan fungsinya sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal. Bangunan tersebut dianggap sebagai bangunan yang suci, dan lokasi tempat penemuannya adalah Lebak Sibedug/Banten Selatan dan Lereng Bukit Hyang di Jawa Timur, sedangkan mengenai bentuk dari punden berundak dapat Anda amati gambar-gambar berikut ini.
3. Dolmen
   Dolmen merupakan meja dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan saji-sajian untuk pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen dipakai untuk meletakkan mayat, agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh binatang buas maka kaki mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup rapat oleh batu.
   Dengan demikian dolmen yang berfungsi sebagai tempat menyimpan mayat disebut dengan kuburan batu. Lokasi penemuan dolmen antara lain Cupari Kuningan / Jawa Barat, Bondowoso / Jawa Timur, Merawan, Jember / Jatim, Pasemah / Sumatera, dan NTT. Bagi masyarakat Jawa Timur, dolmen yang di bawahnya digunakan sebagai kuburan/tempat menyimpan mayat lebih dikenal dengan sebutan Pandhusa atau makam Cina.
4. Sarkofagus
  Sarkofagus adalah keranda batu atau peti mayat yang terbuat dari batu. Bentuknya menyerupai lesung dari batu utuh yang diberi tutup. Dari Sarkofagus yang ditemukan umumnya di dalamnya terdapat mayat dan bekal kubur berupa periuk, kapak persegi, perhiasan dan benda-benda dari perunggu serta besi. Daerah tempat ditemukannya sarkofagus adalah Bali. Menurut masyarakat Bali Sarkofagus memiliki kekuatan magis/gaib. Berdasarkan pendapat para ahli bahwa sarkofagus dikenal masyarakat Bali sejak zaman logam.
5. Peti kubur
  Peti kubur adalah peti mayat yang terbuat dari batu-batu besar. Kubur batu dibuat dari lempengan/papan batu yang disusun persegi empat berbentuk peti mayat yang dilengkapi dengan alas dan bidang atasnya juga berasal dari papan batu. Dari penjelasan tentang peti kubur, tentu aja lo dapat mengetahui persamaan antara peti kubur dengan sarkofagus, dimana keduanya merupakan tempat menyimpan mayat yang disertai bekal kuburnya.
6. Arca batu
   Arca/patung-patung dari batu yang berbentuk binatang atau manusia. Bentuk binatang yang digambarkan adalah gajah, kerbau, harimau dan moyet. Sedangkan bentuk arca manusia yang ditemukan bersifat dinamis. Maksudnya, wujudnya manusia dengan penampilan yang dinamis seperti arca batu gajah. Arca batu gajah adalah patung besar dengan gambaran seseorang yang sedang menunggang binatang yang diburu. Arca tersebut ditemukan di daerah Pasemah (Sumatera Selatan). Daerah-daerah lain sebagai tempat penemuan arca batu antara lain Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

7. Waruga
  Waruga adalah peti kubur peninggalan budaya Minahasa pada zaman megalitikum. Didalam peti pubur batu ini akan ditemukan berbagai macam jenis benda antara lain berupa tulang- tulang manusia, gigi manuisa, periuk tanah liat, benda- benda logam, pedang, tombak, manik- manik, gelang perunggu, piring dan lain- lain. Dari jumlah gigi yang pernah ditemukan didalam waruga, diduga peti kubur ini adalah merupakan wadah kubur untuk beberapa individu juga atau waruga bisa juga dijadikan kubur keluarga (common tombs) atau kubur komunal. Benda- benda periuk, perunggu, piring, manik- manik serta benda lain sengaja disertakan sebagai bekal kubur bagi orang yang akan meninggal.

Udah dulu ya, gaeeez. Well, do not forget to check my friend's blog, yang isinya mantap. Sumber referensi utama gue tuh. Linknya yang teratas di daftar sumber referensi gue. Salve!

Wassalamu'alaikum wr. wb.

Sumber referensi:
http://nabilllaaaa.blogspot.co.id/
http://smatabelajar.blogspot.co.id/2012/09/sejarah-kelas-x.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Paleolitikum
https://id.wikipedia.org/wiki/Mesolitikum
https://id.wikipedia.org/wiki/Neolitikum



2 comments:

  1. Aq juga butuh jenis manusia purba yng hidup pada zaman mesolithikum, neolithikum,dan megalithikum. Plis tmbahin lagi dong😆

    ReplyDelete

Powered by Blogger.