Friday, 8 April 2016

Kongsi-kongsi Dagang Bangsa Barat

Assalamu’alaikum wr. wb.
Ciaooooo!!!! Sekarang gue mau bahas kongsi-kongsi negara ex-penjajah Indonesia nih, gaez. Lumayanlah buat nambah kekayaan pengetahuanmu. Check it out, gaeezz!!!

1. Kongsi Dagang Inggris
Kongsi dagang Inggris bernama EIC (East India Company) yang juga dikenal sebagai Honourable East India Company ataupun John Company. EIC merupakan sebuah perusahaan saham gabungan dari para investor. EIC mendapat Royal Charter oleh Ratu Elizabeth 1 pada tanggal 31 Desember 1600. Tujuan didirikannya ialah untuk menolong hak perdagangan di India.  Royal Charter (Piagam Kerajaan) secara efektif memberikan EIC sebuah monopoli dalam seluruh perdagangan di daerahHindia Timur. EIC berubah dari sebuah gabungan perdagangan komersial ke lembaga yang memerintah India ketika perusahaan ini mengambil fungsi pemerintahan dan militer tambahan, sampai pembubarannya pada 1858.
Jadi, para pedagang Inggris kan berdagang udah sampe India pas abad ke-16. Nah, di India bagian timur, para pedagang Inggris mendirikan kongsi dagang yang dinamai East India Company (EIC) pada tahun 1600, dengan daerah operasinya adalah India. Pusat kekuatan EIC adalah Kalkutta (India), dan dari kota Kalkutta inilah Inggris meluaskan wilayahnya sampai  ke Asia Tenggara. Di bawah Gubernur Jenderal Lord Minto yang berkedudukan di Kalkutta dibentuk ekspedisi Inggris untuk merebut daerah-daerah kekuasaan Belanda yang ada di wilayah Indonesia. EIC mengemban misi untuk hubungan dagang dengan Indonesia.
     Dalam usaha perdagangan itu, Inggris mendapat perlawanan kuat dari Belanda. Belanda tidak segan-segan menggunakan kekerasan untuk mengusir orang Inggris dari Indonesia. Setelah terjadi tragedi Ambon Massacre, EIC mengundurkan diri dari Indonesia dan mengarahkan perhatiannya ke daerah lainnya di Asia tenggara, seperti Singapura,  Malaysia, dan Brunei Darussalam sampai memperoleh kesuksesan. Inggris kembali memperoleh kekuasaan di Indonesia melalui keberhasilannya memenangkan perjanjian Tuntang pada tahun 1811.
     Selama lima tahun (1811 – 1816), Inggris memegang kendali pemerintahan dan kekuasaanya di Indonesia. Sejak saat itu kedatangan Inggris ke Indonesia dirintis oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish dengan mengikuti jalur yang dilalui Magellan, pada tahun 1579 Francis Drake berlayar ke Indonesia.
     Armadanya berhasil membawa rempah-rempah dari Ternate dan kembali ke Inggris lewat Samudera Hindia. Perjalanan beriktunya dilakukan pada tahun 1586 oleh Thomas Cavendish melewati jalur yang sama. Pengalaman kedua pelaut tersebut mendorong Ratu Elizabeth I meningkatkan pelayaran internasioalnya. Hal ini dilakukan dalam rangka menggalakan ekspor wol, menyaingi perdagangan Spanyol, dan mencari rempah-rempah.
     Ratu Elizabeth I kemudian memberi hak istimewa berupa Royal Charter kepada EIC (East India Company) untuk mengurus perdagangan dengan Asia. EIC kemudian mengirim armadanya ke Indonesia. Armada EIC yang dipimpin James Lancestor berhasil melewati jalan Portugis (lewat Afrika). Namun, mereka gagal mencapai Indonesia karena diserang Portugis dan bajak laut Melayu di selat Malaka. Awal abad ke 17, Inggris telah memiliki jajahan di India dan terus berusaha mengembangkan pengaruhnya di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia.
    Kolonialisme Inggris di Hindia Belanda dimulai tahun 1604. Menurut catatan sejarah, sejak pertama kali tiba di Indonesia tahun 1604, EIC mendirikan kantor-kantor dagangnya. Di antaranya di Ambon, Aceh, Jayakarta, Banjar, Japara, dan Makassar. Walaupun demikian, armada Inggris tidak mampu menyaingi armada dagang barat lainnya di Indonesia, seperti Belanda. Mereka akhirnya memusatkan aktivitas perdagangannya di India. Mereka berhasil membangun kota-kota perdagangan seperti Madras, Kalkutta, dan Bombay.
Royal Charter secara efektif memberikan EIC sebuah monopoli dalam seluruh perdagangan di Hindia Timur. EIC berubah dari sebuah gabungan perdagangan komersial ke lembaga yang memerintah India ketika perusahaan ini mengambil fungsi pemerintahan dan militer tambahan, sampai pembubarannya pada 1858.
Adam Smith menulis, "Perbedaan antara konstitusi Britania yang jenius yang melindungi dan memerintah Amerika Utara, dan dari yang perusahaan perdagangan menekan dan mendominasi Hindia Timur, tidak dapat mungkin dapat digambarkan dari perbedaan "state" dari negara-negara tersebut."

2. Kongsi Dagang Perancis
Kongsi Dagang Perancis bernama CDI (Compagnie des Indes). Bernama panjang Compagnie française pour le commerce des Indes orientales dalam Bahasa Perancis. Kongsi Dagang ini berdiri pada tahun 1664 atas permintaan Colbert (Menteri Keuangan pada masa pemerintahan Raja Louis XIV). Tujuannya ialah mengembangkan perniagaan dengan kongsi-kongsi dagang yang didirikan di pelabuhan utama Ormuz dan Tiongkok. Dan tujuan lainnya yaitu menyaingi Kongsi Dagang Inggris dan Belanda yang saat itu telah berkembang di daerah Hindia.









3. Kongsi Dagang Portugis
Kongsi dagang Portugis bernama Portuguese East India Company. Kongsi dagang ini bernama panjang Companhia do commércio da Índia or Companhia da Índia Oriental dalam Bahasa Portugis. Kongsi dagang ini didirikan pada bulan Agustus tahun 1628 oleh Raja Philip III yang bertujuan untuk menjadi National Chartered Company demi menjaga kepentingan Portugis dalam perambahan kekuasaan oleh Inggris dan Belanda beserta serikat pribadi antara Kerajaan Portugis dan Spanyol.
                Tetapi kongsi dagang ini terbukti tidak berhasil. Para investor tetap bersikap skeptis, para pedagang Portugis di luar negri menolak wewenang The Companhia yang baru, juga pelanggaran-pelanggaran oleh Anglo-Dutch. Setelah terbukti tidak menguntungkan, pengoperasian The Companhia dihentikan dan akhirnya dilikuidasi pada bulan April tahun 1633.







4. Kongsi Dagang Belanda
Kongsi Dagang Belanda bernama bernama The United East Indian Company (Dutch: Vereenigde Oost-Indische Compagnie; VOC), yang lebih dikenal sebagai Dutch East India Company. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia sekaligus merupakan perusahaan pertama yang mengeluarkan sistem pembagian saham. Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah persekutuan badan dagang saja, tetapi badan dagang ini istimewa karena didukung oleh negara dan diberi fasilitas-fasilitas sendiri yang istimewa. Misalnya VOC boleh memiliki tentara dan boleh bernegosiasi dengan negara-negara lain. Bisa dikatakan VOC adalah negara dalam negara.
Di kalangan orang Indonesia VOC memiliki sebutan populer Kompeni atau Kumpeni. Istilah ini diambil dari kata compagnie dalam nama lengkap perusahaan tersebut dalam bahasa Belanda. Tetapi rakyat Nusantara lebih mengenal Kompeni sebagai tentara Belanda karena penindasannya dan pemerasan kepada rakyat Nusantara yang sama seperti tentara Belanda. VOC bangkrut dikarenakan banyak pegawai VOC yang curang dan korupsi, banyak pengeluaran untuk biaya peperangan contoh perang melawan Hasanuddin dari Gowa, banyaknya gaji yang harus dibayar karena kekuasaan yang luas membutuhkan pegawai yang banyak, bertambahnya saingan dagang di Asia terutama Inggris dan Perancis, juga beberapa alasan lainnya.
Berdasarkan alasan di atas VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan hutang 136,7 juta gulden dan kekayaan yang ditinggalkan berupa kantor dagang, gudang, benteng, kapal serta daerah kekuasaan di Indonesia. Aset-asetnya dialihkan kepada pemerintahan Belanda.

5. Kongsi Dagang Spanyol
Kongsi dagang milik Spanyol belum saya temukan hingga saat ini. Yang ada hanyalah Spanish East Indies: “Hindia-Spanyol (Indias Orientales Españolas) adalah wilayah Imperium Spanyol di Asia-Pasifik dari 1565 sampai 1898. Dengan pusat pemerintahan di Manila, wilayah ini membentang sepanjang Filipina, Guam, Kepulauan Mariana, Kepulauan Caroline, sebagian Taiwan dan Kepulauan Maluku. Dari 1565 ke 1821 wilayah ini merupakan bagian Spanyol Baru yang berbasis di Kota Meksiko, setelah kemerdekaan Meksiko wilayah ini diperintah langsung dari Madrid. Setelah Perang Spanyol-Amerika berakhir pada 1898, sebagian besar wilayah ini diduduki oleh Amerika Serikat sedangkan sisanya dijual ke Kekaisaran Jerman melalui Perjanjian Jerman-Spanyol pada tahun 1899. Raja Spanyol secara tradisi menggelari dirinya "Raja Hindia Barat dan Timur (Rey de Las Indias Orientales y Occidentales). Urusan administratif ditangani oleh Kapten Jenderal Filipina.” Tetapi beberapa sumber juga mengatakan bahwa Kongsi Dagang Spanyol bernama East India Company yang berarti sama dengan Kongsi Dagang milik Inggris.

Daaah, segitu dulu ya, gaezzz. Thank you!
Wassalamu’alaikum wr. wb.

Sumber Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/Spanish_East_Indies

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.