Assalamu’alaikum wr. wb.
Ciaooooo!!!! Sekarang gue
mau bahas kongsi-kongsi negara ex-penjajah Indonesia nih, gaez. Lumayanlah buat
nambah kekayaan pengetahuanmu. Check it out, gaeezz!!!
1. Kongsi Dagang Inggris
Kongsi dagang
Inggris bernama EIC (East India Company) yang juga dikenal sebagai Honourable
East India Company ataupun John Company. EIC merupakan sebuah perusahaan saham
gabungan dari para investor. EIC mendapat Royal Charter oleh Ratu Elizabeth 1
pada tanggal 31 Desember 1600. Tujuan didirikannya ialah untuk menolong hak
perdagangan di India. Royal Charter
(Piagam Kerajaan) secara efektif memberikan EIC sebuah monopoli dalam seluruh
perdagangan di daerahHindia Timur. EIC berubah dari sebuah gabungan perdagangan
komersial ke lembaga yang memerintah India ketika perusahaan ini mengambil
fungsi pemerintahan dan militer tambahan, sampai pembubarannya pada 1858.
Jadi, para
pedagang Inggris kan berdagang udah sampe India pas abad ke-16. Nah, di India
bagian timur, para pedagang Inggris mendirikan kongsi dagang yang dinamai East
India Company (EIC) pada tahun 1600, dengan daerah operasinya adalah India.
Pusat kekuatan EIC adalah Kalkutta (India), dan dari kota Kalkutta inilah
Inggris meluaskan wilayahnya sampai ke
Asia Tenggara. Di bawah Gubernur Jenderal Lord Minto yang berkedudukan di Kalkutta
dibentuk ekspedisi Inggris untuk merebut daerah-daerah kekuasaan Belanda yang
ada di wilayah Indonesia. EIC mengemban misi untuk hubungan dagang dengan
Indonesia.
Dalam usaha perdagangan itu, Inggris
mendapat perlawanan kuat dari Belanda. Belanda tidak segan-segan menggunakan
kekerasan untuk mengusir orang Inggris dari Indonesia. Setelah terjadi tragedi
Ambon Massacre, EIC mengundurkan diri dari Indonesia dan mengarahkan
perhatiannya ke daerah lainnya di Asia tenggara, seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam sampai
memperoleh kesuksesan. Inggris kembali memperoleh kekuasaan di Indonesia
melalui keberhasilannya memenangkan perjanjian Tuntang pada tahun 1811.
Selama lima tahun (1811 – 1816), Inggris
memegang kendali pemerintahan dan kekuasaanya di Indonesia. Sejak saat itu
kedatangan Inggris ke Indonesia dirintis oleh Francis Drake dan Thomas
Cavendish dengan mengikuti jalur yang dilalui Magellan, pada tahun 1579 Francis
Drake berlayar ke Indonesia.
Armadanya berhasil membawa rempah-rempah
dari Ternate dan kembali ke Inggris lewat Samudera Hindia. Perjalanan
beriktunya dilakukan pada tahun 1586 oleh Thomas Cavendish melewati jalur yang
sama. Pengalaman kedua pelaut tersebut mendorong Ratu Elizabeth I meningkatkan
pelayaran internasioalnya. Hal ini dilakukan dalam rangka menggalakan ekspor
wol, menyaingi perdagangan Spanyol, dan mencari rempah-rempah.
Ratu Elizabeth I kemudian memberi hak istimewa
berupa Royal Charter kepada EIC (East India Company) untuk mengurus
perdagangan dengan Asia. EIC kemudian mengirim armadanya ke Indonesia. Armada
EIC yang dipimpin James Lancestor berhasil melewati jalan Portugis (lewat
Afrika). Namun, mereka gagal mencapai Indonesia karena diserang Portugis dan
bajak laut Melayu di selat Malaka. Awal abad ke 17, Inggris telah memiliki
jajahan di India dan terus berusaha mengembangkan pengaruhnya di Asia Tenggara,
khususnya di Indonesia.
Kolonialisme Inggris di Hindia Belanda
dimulai tahun 1604. Menurut catatan sejarah, sejak pertama kali tiba di
Indonesia tahun 1604, EIC mendirikan kantor-kantor dagangnya. Di antaranya di
Ambon, Aceh, Jayakarta, Banjar, Japara, dan Makassar. Walaupun demikian, armada
Inggris tidak mampu menyaingi armada dagang barat lainnya di Indonesia, seperti
Belanda. Mereka akhirnya memusatkan aktivitas perdagangannya di India. Mereka
berhasil membangun kota-kota perdagangan seperti Madras, Kalkutta, dan Bombay.
Royal Charter
secara efektif memberikan EIC sebuah monopoli dalam seluruh perdagangan di
Hindia Timur. EIC berubah dari sebuah gabungan perdagangan komersial ke lembaga
yang memerintah India ketika perusahaan ini mengambil fungsi pemerintahan dan
militer tambahan, sampai pembubarannya pada 1858.
Adam Smith menulis,
"Perbedaan antara konstitusi Britania yang jenius yang melindungi dan
memerintah Amerika Utara, dan dari yang perusahaan perdagangan menekan dan
mendominasi Hindia Timur, tidak dapat mungkin dapat digambarkan dari perbedaan
"state" dari negara-negara tersebut."
2. Kongsi Dagang Perancis
Kongsi Dagang
Perancis bernama CDI (Compagnie des Indes). Bernama panjang Compagnie
française pour le commerce des Indes orientales dalam Bahasa Perancis. Kongsi
Dagang ini berdiri pada tahun 1664 atas permintaan Colbert (Menteri Keuangan
pada masa pemerintahan Raja Louis XIV). Tujuannya ialah mengembangkan
perniagaan dengan kongsi-kongsi dagang yang didirikan di pelabuhan utama Ormuz
dan Tiongkok. Dan tujuan lainnya yaitu menyaingi Kongsi Dagang Inggris dan
Belanda yang saat itu telah berkembang di daerah Hindia.
3. Kongsi Dagang Portugis
Kongsi dagang
Portugis bernama Portuguese East India Company. Kongsi dagang ini bernama
panjang Companhia do commércio da Índia or Companhia da Índia Oriental dalam
Bahasa Portugis. Kongsi dagang ini didirikan pada bulan Agustus tahun 1628 oleh
Raja Philip III yang bertujuan untuk menjadi National Chartered Company demi
menjaga kepentingan Portugis dalam perambahan kekuasaan oleh Inggris dan
Belanda beserta serikat pribadi antara Kerajaan Portugis dan Spanyol.
Tetapi
kongsi dagang ini terbukti tidak berhasil. Para investor tetap bersikap skeptis,
para pedagang Portugis di luar negri menolak wewenang The Companhia yang
baru, juga pelanggaran-pelanggaran oleh Anglo-Dutch. Setelah terbukti tidak
menguntungkan, pengoperasian The Companhia dihentikan dan akhirnya dilikuidasi
pada bulan April tahun 1633.
4. Kongsi Dagang Belanda
Kongsi Dagang
Belanda bernama bernama The United East Indian Company (Dutch:
Vereenigde Oost-Indische Compagnie; VOC), yang lebih dikenal sebagai Dutch
East India Company. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan
multinasional pertama di dunia sekaligus merupakan perusahaan pertama yang
mengeluarkan sistem pembagian saham. Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah
persekutuan badan dagang saja, tetapi badan dagang ini istimewa karena didukung
oleh negara dan diberi fasilitas-fasilitas sendiri yang istimewa. Misalnya VOC
boleh memiliki tentara dan boleh bernegosiasi dengan negara-negara lain. Bisa
dikatakan VOC adalah negara dalam negara.
Di kalangan orang Indonesia VOC
memiliki sebutan populer Kompeni atau Kumpeni. Istilah ini diambil dari kata
compagnie dalam nama lengkap perusahaan tersebut dalam bahasa Belanda. Tetapi
rakyat Nusantara lebih mengenal Kompeni sebagai tentara Belanda karena
penindasannya dan pemerasan kepada rakyat Nusantara yang sama seperti tentara
Belanda. VOC bangkrut dikarenakan banyak pegawai VOC yang curang dan korupsi,
banyak pengeluaran untuk biaya peperangan contoh perang melawan Hasanuddin dari
Gowa, banyaknya gaji yang harus dibayar karena kekuasaan yang luas membutuhkan
pegawai yang banyak, bertambahnya saingan dagang di Asia terutama Inggris dan
Perancis, juga beberapa alasan lainnya.
Berdasarkan
alasan di atas VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan hutang 136,7
juta gulden dan kekayaan yang ditinggalkan berupa kantor dagang, gudang,
benteng, kapal serta daerah kekuasaan di Indonesia. Aset-asetnya dialihkan
kepada pemerintahan Belanda.
5. Kongsi Dagang Spanyol
Kongsi dagang
milik Spanyol belum saya temukan hingga saat ini. Yang ada hanyalah Spanish
East Indies: “Hindia-Spanyol (Indias Orientales Españolas) adalah
wilayah Imperium Spanyol di Asia-Pasifik dari 1565 sampai 1898. Dengan pusat
pemerintahan di Manila, wilayah ini membentang sepanjang Filipina, Guam,
Kepulauan Mariana, Kepulauan Caroline, sebagian Taiwan dan Kepulauan Maluku.
Dari 1565 ke 1821 wilayah ini merupakan bagian Spanyol Baru yang berbasis di
Kota Meksiko, setelah kemerdekaan Meksiko wilayah ini diperintah langsung dari
Madrid. Setelah Perang Spanyol-Amerika berakhir pada 1898, sebagian besar wilayah
ini diduduki oleh Amerika Serikat sedangkan sisanya dijual ke Kekaisaran Jerman
melalui Perjanjian Jerman-Spanyol pada tahun 1899. Raja Spanyol secara tradisi
menggelari dirinya "Raja Hindia Barat dan Timur (Rey de Las Indias
Orientales y Occidentales). Urusan administratif ditangani oleh Kapten Jenderal
Filipina.” Tetapi beberapa sumber juga mengatakan bahwa Kongsi Dagang Spanyol
bernama East India Company yang berarti sama dengan Kongsi Dagang milik
Inggris.
Daaah, segitu dulu ya, gaezzz.
Thank you!
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Sumber Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/Spanish_East_Indies
0 comments:
Post a Comment