Assalamu’alaikum
wr. wb.
Aloha, gaez! Apa kabar? Kabar baik di sini hehe.. Mumpung
gue lagi daring, gue mau sedikit ngejelasin nih tentang Era Reformasi di
Indonesia. Udah pada tau kan Era Reformasi itu apa? Kalo lupa, ayo baca tulisan
di bawah yaaa :p
Reformasi menurut KBBI daring ialah perubahan secara drastis untuk
perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau
negara. Selain sosial politik, dan agama, reformasi juga dapat mencakup
bidang ekonomi. Kalo di tulisan gue sekarang sih, mau ngebahasnya tentang
sosial-politik/? Yok lanjut baca!
.
.
.
.
Reformasi pemerintahan yang terjadi pada tahun
1998 di Indonesia adalah suatu peristiwa yang sangat penting dalam sejarah
perjalanan bangsa Indonesia ini. Khususnya di tahun 1998, banyak peristiwa
penting terkait reformasi politik Indonesia yang akhirnya melepaskan diri dari
kepemimpinan bapak Soeharto yang telah menjabat selama 32 tahun sejak tahun
1966. Reformasi ini dimulai dengan aksi demo mahasiswa di hampir seluruh
Indonesia yang menuntut penurunan bapak Soeharto. Aksi demo ini diwarnai dengan
beberapa tragedi antara TNI dan mahasiswa juga aktivis penuntut reformasi
pemerintahan Indonesia.
Tentu saja reformasi ini membawa banyak dampak
positif maupun negatif yang sangat berpengaruh terhadap masa pemerintahan
Indonesia saat ini. Era reformasi membuat sistem demokrasi Pancasila Indonesia menjadi
semakin rumit, di mana pemerintah dan rakyat masing-masing mengejar hak dan
kepentingannya dibandingkan untuk lebih peduli terhadap keadaan negaranya
sendiri. Pemerintah dianggap terlalu bersenang-senang dengan jabatannya, tanpa
memedulikan penderitaan rakyat. Rakyat juga dianggap terlalu mengandalkan
pemerintah. Rakyat dianggap tak mencoba berdiri di atas kaki sendiri namun
terus mengeluh dan meminta bantuan pemerintah. Mungkin di antara rakyat dan
pemerintah memang terlalu sering terjadi kesalahpahaman.
Kebebasan berpendapat yang sempat direnggut
dari rakyat saat era Orde Baru pun dikembalikan pada Era Reformasi, dimulai
pada masa Pak Habibie. Surat-surat kabar yang sempat dibredel pun diberikan
izin kembali. Pers mulai bebas berkicau. Namun begitu, kebebasan berpendapat
ini sering disalah gunakan. Mereka mungkin belum mengeri bahwa kebebasan satu
orang berbatasan dengan kebebasan orang lain. Banyak demonstrasi yang berbuntut
kerusuhan. Rakyat semakin merasa bebas dalam berpendapat dan berekspresi,
padahal dengan demo-berbuntut-kerusuhan tersebut, bukannya aspirasi mereka yang
sukses tersampaikan malahan mereka mengganggu kenyamanan rakyat juga mengganggu
kestabilan politik dan keamanan negara.
Investor asing yang dulu didambakan oleh
pemerintah Orde Baru pun malah semakin merasa berkuasa atas Indonesia. Mereka
malah dapat mendikte apa yang harus dilakukan pemerintah. Tak lupa, beberapa
pihak pemerintah belum terlalu cakap dalam pemerintahan. Contohnya, pada masa
ibu Megawati, terjadi privatisasi BUMN dikarenakan untuk membayar hutang negara
ditambah warisan hutang dari Orde Lama dan Orde Baru. Padahal sebenarnya,
mereka dapat mengajak investor untuk berinvestasi di BUMN, bukannya langsung
menjual BUMN, karena BUMN adalah milik negara yang diperuntukkan rakyat.
Swasembada yang dulu digalakkan pun sulit
dicapai kembali. Karena dengan revolusi hijau terdahulu, menjadikan penurunan
kualitas tanah maupun peningkatan
ketahanan hama sehingga tanaman pun kualitas dan kuantitasnya menurun.
Diversifikasi pangan pun belum dapat sepenuhnya terlaksana, karena terlanjur
dilakukan program keseragaman makanan yaitu nasi. Sehingga daerah luar Jawa
yang sebelumnya bukan menjadikan nasi sebagai makanan pokok pun akhirnya
menjadikan nasi sebagai makanan pokok mereka. Ketahanan pangan pun hingga saat
ini belum dicapai Indonesia. Rakyat bagai tikus mati di lumbung padi. Menderita
di antara kekayaan sumber daya alam Indonesia.
Kinerja pemerintah pun tidak terlalu dapat
dilihat bagi keseluruhan masyarakat. Dibandingkan dengan REPELITA yang hasilnya
sangat terlihat. Namun, memang kinerja pemerintah sekarang sudah baik. Mereka
banyak menyelesaikan permasalahan warisan dari pemerintahan sebelumnya. KPK
yang pada masa Ibu Megawati didirikan tersebut ditujukan untuk pemberantasan
permasalahan KKN di bada pemerintah. Kemudian di masa Bapak SBY, KPK pun mulai
difungsi penuhkan, sehingga permasalahan KKN perlahan dapat diberantas. Di masa
Bapak Jokowi pun pungutan liar, yang dulu selalu dianggap biasa oleh
masyarakat, mulai aktif diberantas. Mereka yang tertangkap basah melakukan
pungli akan dipecat.
Namun begitu, kesejahteraan rakyat secara
perlahan mulai diperhatikan kembali. Pertumbuhan ekonomi ditingkatkan, GDP
ditingkatkan, stabilitas keamanan dan pertahanan diperkuat. Bantuan-bantuan
berupa uang, sembako, pendidikan, kesehatan, hingga jaminan sering diberikan
pemerintah terhadap rakyat. Kepercayaan rakyat terhadap pemerintah perlahan naik.
Walau memang butuh waktu yang cukup lama, namun memang rakyat butuh bersabar.
Pemerintah juga butuh lebih giat agar rakyat lebih sejahtera.
Selain itu derajat bangsa Indonesia di mata
dunia semakin terangkat, dikarenakan berhasilnya Indonesia melepaskan diri dari
pemerintahan yang kurang demokratis. Indonesia juga dianggap telah membentuk
pemerintahan yang lebih demokratis, dan seiring perkembangan zaman, Indonesia
menjadi lebih terbuka terhadap dunia internasional. Indonesia sedikit demi
sedikit mulai diperhitungkan di jenjang dunia. Dan Indonesia pun mulai
melebarkan sayap, dimulai dari prestasi anak bangsa yang sungguh membanggakan
di kancah internasional. Kerjasama internasional pun semakin sering dilakukan.
Era reformasi mengembalikan semua hak yang telah
dirampas dari model pemerintahan sebelumnya dan memberikan kesejahteraan
kembali kepada rakyat Indonesia. Etnis
Tionghoa yang sebelumnya di-anak tiri-kan oleh pemerintah Orde Baru pun sudah
dianggap anak kandung oleh pemerintah. Banyak dari mereka yang menjadi
pengusaha besar penyumbang devisa negara. Daerah Indonesia Timur yang dulu
dianggap minoritas pun secara perlahan sudah mulai diperhatikan lebih oleh
pemerintah. Di masa Bapak Jokowi ini dimulai program BBM satu harga untuk
daerah Papua. Keamanan yang dulu didapat berlandaskan rasa takut pun sekarang
didapat berlandas rasa perlu. Rakyat semakin sadar pentingnya toleransi
terhadap keberagaman, dan kebebasan satu orang teratasi kebebasan orang lain.
YAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA, segitu aja ya dari
gue. Semoga bermanfaat…………. Ciao, gaez.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Sumber Referensi:
http://gurupintar.com/threads/jelaskan-dampak-positif-dan-negatif-dari-era-reformasi.2988/
http://kbbi.kemdikbud.go.id/
0 comments:
Post a Comment