Wednesday, 16 March 2016

Sunan Gunung Jati dan Fatahillah itu siapa?

Assalamu’alaikum wr. wb.
Ciao, gaeeeeeeeeeeeeeeeeeez! Come stai? Tau gak sih? Gue minggu lalu baru aja UTS. Kalo mau tau kabar nilai mtk gue, gue belom bisa ngasih tau. Tapi, gue sudah pasrah. Da aku mah apa.
                Nah, sekarang gue mau bahas tentang siapakah Fatahillah dan Sunan Gunung Jati itu? Orang yang samakah? Atau selintas sama namun nyatanya berbeda? Hmmm…

Pandangan sejarawan  yang mengatakan bila Fatahillah identik dengan Sunan Gunung Jati mempunyai pengaruh yang amat luas di kalangan sejarawan. Hampir semua kepustakaan yang ada mengenai sejarah Indonesia hingga 1970-an, khususnya sejarah Jakarta, Banten, dan Cirebon, masih menganggap tokoh Fatahillah identik dengan Sunan Gunung Jati.
Berdasarkan informasi dari buku Sunan Gunung Jati: Sekitar Komplek Makam dan Sekilas Riwayatnya karya Hasan Basyari, Fatahillah atau juga disebut Faletehan dan Syarif Hidayatullah merupakan sosok yang berbeda.
Syarif Hidayatullah adalah putri Nyi Rara Santang atau Syarifah Muda'im, puteri Prabu Siliwangi yang menikah dengan Maulana Ishaq Syarif Abdillah, penguasa kota Isma'illiyah Saudi Arabia. Mereka mempunyai dua putera, Syarif Nurullah yang melanjutkan kedudukan ayahnya sebagai Amir (penguasa) dan Syarif Hidayatullah yang bersama ibunya kembali ke tanah Jawa sepeninggal Maulana Ishaq Syarif Abdillah.
Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa Sunan Gunung Jati adalah seorang ulama besar dan muballigh yang lahir turun-temurun dari para ulama keturunan cucu Muhammad, Imam Husayn. Nama asli Sunan Gunung Jati adalah Syarif Hidayatullah putra Syarif Abdullah putra Nurul Alam putra Jamaluddin Akbar. Jamaluddin Akbar adalah Musafir besar dari Gujarat, India yang memimpin putra-putra dan cucu-cucunya berdakwah ke Asia Tenggara, dengan Campa (pinggir delta Mekong, Kampuchea sekarang) sebagai markas besar. Salah satu putra Syekh Jamaluddin Akbar (lebih dikenal sebagai Syekh Maulana Akbar) adalah Syekh Ibrahim Akbar (ayah Sunan Ampel).
Oleh Pangeran Cakrabuana yang menjadi penguasa Caruban, Syarif Hidayatullah diperkenankan tinggal di daerah pertamanan Gunung Sembung sambil mengajarkan agama Islam. Hingga akhirnya Pangeran Cakrabuana menikahkan Syarif Hidayatullah dengan putrinya, Nyi Ratu Pakungwati. Karena usianya yang sudah lanjut, Pangeran Cakrabuana tahun 1479 menyerahkan kekuasaan kepada Syarif Hidayatullah. Sejak saat itulah Islam melalui Syarif Hidayatullah mulai berkembang pesat.
Fatahillah yang biasa disebut Faletehan atau Kyai Fathullah adalah seorang ulama dari Pasai Aceh. Ketika Pasai dan Malaka direbut Portugis, ia hijrah ke tanah Jawa untuk memperkuat armada kesultanan-kesultanan Islam di Jawa (Demak, Cirebon dan Banten) setelah gugurnya Raden Abdul Qadir bin Yunus (Pati Unus, menantu Raden Patah Sultan Demak pertama). Sekitar tahun 1525 ia ke Jepara dan menikah dengan Nyai Ratu Pembayun (adik Sultan Trenggana dari Demak).
Ia kemudian diangkat Raden Patah sebagai panglima pasukan Demak yang berangkat ke Sunda Kelapa bersama pasukan Cirebon menghadapi Portugis untuk mempertahankan pelabuhan Sunda Kelapa. Kemudian beliau bersama pasukannya menaklukkan daerah Banten dan Sunda Kalapa. Setelah kemenangan itu dan juga setelah Sultan Trenggana meninggal, Ratu Ayu yang merupakan putri Syarif Hidayatullah menikah dengan Fatahillah (Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual terbitan Kompas). Jadi bisa dikatakan Fatahillah merupakan menantu dari Syarif Hidayatullah.
Pada akhir 1990-an, Sultan Sepuh Cirebon pun mengkonfirmasikan perbedaan dua tokoh ini dengan menunjukkan bukti dua buah makam yang berbeda. Syarif Hidayatullah yang bergelar Sunan Gunung Jati sebenarnya dimakamkan di Gunung Sembung (di kompleks makamnya, tertulis bahwa ia wafat tahun 1568), sementara Fatahillah (yang menjadi menantu beliau dan Panglima Perang pengganti Pati Unus) dimakamkan di Gunung Jati (tertulis di makamnya bahwa beliau wafat tahun 1570.

Jadi, saya berpendapat bahwa Sunan Gunung Jati dan Fatahillah merupakan dua sosok yang berbeda.



Udah dulu yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa. Makasih udah baca post ini:p Ciao, gaez!
Wassalamu'alaikum wr. wb.






Sumber referensi:


0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.