Sunday, 8 May 2016

Pergerakan Nasional? Apa ya?

Assalamu’alaikum wr. wb. Ciaoooooooo! Lama ya ga nge-post. Jadi, guys, sekarang gue mau berbagi tentang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
PERGERAKAN NASIONAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAL
hehe
Check it out, yaaz!

Pergerakan nasional merupakan sebuah perjuangan yang dilakukan oleh organisasi secara modern ke arah perbaikan hajat hidup bangsa Indonesia yang disebabkan rasa ketidakpuasan terhadap keadaan masyarakat yang ada.
Terus, faktor utama dari pergerakan nasional adalah Politik Etis.

Latar Belakang Pergerakan Nasional
Politik Etis (Balas Budi)
Sejak menginjakkan kakinya di bumi Indonesia pada tahun 1956, penjajah Belanda kurang memperhatikan kesejahteraan golongan pribumi (orang-orang Indonesia). Mereka terus mengeruk kekayaan alam dan menindas rakyat Indonesia, tanpa mau memperhatikan nasib rakyat itu sendiri. Belanda pun memperoleh keuntungan yang luar biasa. Namun sistem tanam paksa ini dikecam kaum moralis-liberal di Belanda. Diantaranya adalah Conraad Theodore van Deventer. Ia adalah pencetus sekaligus penganjur politik Etis yang akhirnya diterapkan di Indonesia.
C.Th. van Deventer mengkritik keadaan itu melalui salah satu karangannya yang berjudul Utang Budi. Pada tahun 1899, Van Deventer dalam majalah De Gids menyebutkan jutaaan uang yang dihasilkan oleh Indonesia untuk negeri Belanda adalah satu hutang budi (Een Eeruschuld) bagi bangsa Belanda. Hutang budi ini harus dibayar oleh pemerintah Belanda dengan memperbaiki kesejahteraan rakyat Indonesia.

Ratu Wilhelmina pun menanggapi secara positif gagasan Van Deventer,  terbukti dari pidatonya yang di beri judul Haluan Etika/Politik Etis untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat pribumi perlu di berlakukan 3 program, yaitu Irigasi (pengairan), Transmigrasi (perpindahan penduduk), dan Edukasi (pendidikan). Dari ketiga program tersebut terasa bahwa edukasi lah yang paling penting.

Tapi, pelaksanaan 3 program yang lebih dikenal dengan istilah Trilogi Van Deventer ini diselewengkan oleh pemerintah Belanda menjadi Politik Asosiasi. Artinya, politik Asosiasi ini pelaksanaannya hanya menguntungkan pemerintah Belanda ini terlihat dalam pelaksanaan Trilogi Van Deventer sebagai berikut:

a.      Edukasi (pendidikan) dilaksanakan hanya untuk menghasilkan tenaga-tenaga kerja terdidik bagi Belanda.

b.   Irigasi (pengairan) dilaksanakan hanya untuk mengairi sawah-sawah yang disewa oleh pengusaha-pengusaha Belanda.

c.      Transmigrasi (perpindahan penduduk) dilaksanakan hanya untuk  tenaga  erja yang dipekerjakan di perkebunan-perkebunan Belanda di luar Jawa.

Walaupun Belanda telah melaksanakan Trilogi Van Deventer, tetapi belum dapat mengubah nasib bangsa Indonesia, karena terselewengkan menjadi Politik Asosiasi tersebut. Secara tidak langsung, dalam pelaksanaannya, Politik Etis yang dijadikan Politik Asosiasi sebenarnya merupakan bentuk penjajahan kebudayaan yang halus sekali. Program edukasi itu sendiri sebenarnya merupakan penggantian kebudayaan asli tanah jajahan dengan kebudayaan penjajah. Namun, setidaknya di bidang pendidikan bangsa Indonesia memperoleh kemajuan. Misalnya diperbolehkannya bangsa Indonesia belajar di perguruan tinggi, walaupun ketentuan ini hanya berlaku bagi golongan tertentu. Dan kesempatan yang sedikit ini telah melahirkan golongan intelektual (terpelajar).

Golongan terpelajar dan profesional adalah orang yang pertama kali menyadari akan nasib bangsanya, penderitaan, kemiskinan dan kebodohan yang dialami bangsa indonesia diakibatkan oleh penjajahan yang panjang. Mereka telah menemukan kesalahan sejarah bangsanya dalam menghadapi Belanda, seperti:

·         Perjuangan masih bersifat kedaerahan
·         Terlalu terpusat dan menggantungkan diri pada seorang pemimpin
·         Setiap daerah punya pemimpin yang berbeda jalan pikirannya
·         Perjuangan belum terorganisir dengan baik
·         Tujuan mereka tidak tersatukan

Setelahnya, golongan terpelajar menyadari untuk mempercepat proses tercapainya nasionalisme, Indonesia perlu membentuk organisasi modern sebagai wadah perjuangan yang tepat.

Pergerakan Nasional lahir dan berkembang karena beberapa factor, yaitu:

 a. Faktor Internal (dari dalam)

·         Keinginan untuk membebaskan diri dari penjajahan akibat penderitaan yang dialami rakyat
·         Munculnya golongan terpelajar (elite nasional) akibat pelaksanaan politik etis
·         Mengenang kejayaan masa lampau yang gemilang

b. Faktor Eksternal (dari luar)

·         Kemenangan Jepang atas Rusia (1904-1905)
·         Terpengaruh oleh gerakan nasional di negara lain, seperti:
1.    Gerakan Kemerdekaan rakyat India yang dipimpin oleh Mahatma Gandhi
2.    Gerakan Turki Muda yang dipimpin Musthafa Kemal Pasha (Kemal Ataturk)
3.    Gerakan Kemerdekan di Philipina dibawah  pimpinan Yose Rizal
4.    Revolusi Cina (1911) yang dipelopori oleh Dr. Sun Yat Sen

c. Pengaruh  ucapan Presiden AS, Woodrow Wilson, “Bangsa-bangsa yang  masih terjajah agar menentukan nasibnya sendiri.”

Pergerakan nasional itu mempunyai sifat/ciri-ciri perjuangan yang berbeda  dengan perjuangan bangsa indonesia sebelumnya

Sifat/ciri-ciri pergerakan nasional itu antara lain :

a.       Pergerakan bersifat kebangsaan/nasional
b.      Pergerakan menggunakan sistem organisasi teratur, dan tidak terpusat pada pimpinan
c.       Pergerakan dilakukan oleh pelajar yang berpandangan jauh ke depan
d.      Perjuangan tidak bersifat fisik/ mengangkat senjata, namun berupa gerakan pendiidkan ekonomi dan politik

Pers dan juga media komunikasi juga memegang peranan penting dalam menyadarkan rakyat Indonesia dalam menempuh perjuangan kebangsaan.

Seiring dengan tumbuhnya kesadaran nasional, pers  telah dimanfaatan sebagai sarana untuk menyebarluaskan  cita-cita mencapai kemerdekaan, selain itu, pers juga diusahakan sebagai alat untuk memperkuat cita-cita kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Pada masa pergerakan nasional pers  terbit dimana-mana dibawah pimpinan para tokoh dan perintis pejuang kemerdekaan

Nama-nama majalah dan surat kabar yang lahir sebelum kebangkitan nasional, yaitu:
·         Pewarta Menado (Sulawesi)
·         Pewarta Borneo (Kalimantan)
·         Pemberitaan Aceh (Sumatera)
·         Benteng Pagi (Jawa)
·         Pewarta Surabaya (Jawa, Betawi, dan Slompret Melayu)

Nama-nama surat kabat yang membawa suara pemerintah Belanda:
·         Bentara Hindia (Jakarta)
·         Medan Priyayi (Bandung)
·         Sinar Matahari (Makassar)

Surat kabar yang membawa pikiran-pikiran Bung Karno Dan Bung Hatta adalah
·         Pikiran Rakyat
·         Sekirat Indonesia Muda
·         Daulat Rakyat
·         Penyebar Semangat
·         de Exspress dipimpin oleh Dr. Cipto Mangun Kusumo
Perkembangan Pergerakan Nasional
Organisasi pergerakan nasional telah menjadi wahana perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya melepaskan diri dari cengkraman penjajah Belanda. Perjuangan dengan organisasi menjadi pembeda dari perjuangan masa sebelumnya yang hanya mengandalkan kekuatan senjata.

Ciri-ciri pergerakan nasional sebelum 1908:
-Kurang adanya persatuan/bersifat kedaerahan
-Faktor persenjataan masih sangat sederhana, masih menggunakan senjata tradisional
-Pemimpin perjuangan adalah pemimpin daerah atau golongan bangsawan

sedangkan,

Ciri-ciri pergerakan nasional setelah 1908:
-Mulai menonjolkan persatuan
-Tidak lagi menggunakan senjata tradisiomal, melainkan menggunakan organisasi modern
-Pemimpin perjuangan dari golongan terpelajar

Lahirnya Kebangkitan Nasional dan Pertumbuhan Organisasi Pergerakan 

a.       Masa pembentukan 1908-1920
1.   Sifat:
a.     Gerakan politik yang bersifat Radikal IP, PKI, PNI, PNI Pendidikan, partindo, dan gerindo.
b.     Gerakan politik yang bersifat moderat: PSII, PII, BU, dan PARINDRA.

2.   Prinsip perjuangan:
a.     Gerakan politik yang mempunyai prinsip perjuangan non kooperatif: PKI, PNI, PNI Pendidikan , Partindo.
b.     Yang mempunyai prinsip kooperatif: BU, PSII, dan Gerindo.
c.     Yang mempunyai kooperatif incidental: Parindra.

3.   Dasar gerakan Politik:
a.     Kebangsaan: PNI, PNI Pendidikan, Partindo, Parindra, BU, Gerindo, IP.
b.     Internasional: PKI.
c.     Agama: PSII, PII.

Beberapa Organisasi Pergerakan Nasional 

a.    Awal Pergerakan Nasional (Organisasi yang bersifat Etnik)
Organisasi pergerakan yang bersifat etnik di Indonesia merupakan kelompok sosial dalam masyarakat yang berjuang menaikkan martabat bangsa dan membina rasa kebangsaan melalui gerakan sosial, ekonomi, budaya dan politik. Pelopor pembentukan organisasi yang bersifat etnik antara lain:

1. Organisasi Budi Utomo (20 Mei 1908)
Ketua                           : Dr. Sutomo
Tujuan                         : Untuk mencapai kemajuan & derajat bangsa melalui pendidikan dan kebudayaan.
Keanggotaan               : Kaum terpelajar dan pegawai pemerintah yang berada di P. Jawa  dan Madura 
Pusat kegiatan            : Yogyakarta

Kegiatan ditujukan untuk kegiatan Pendidikan dan budaya tidak politik.

2. Serikat Islam (1911)
Pada awalnya SI bernama SDI.
Ketua                            : H. Samanhudi
Berdiri                          : Solo,1911 
Tujuannya                   : Membela kepentingan para pedagang pribumi dari persaingan  dengan pedang Cina 

Kemudian, atas anjuran H.O.S. Cokroaminoto SDI berubah menjadi SI.
Tokoh                          : H.O.S. Cokroaminoto, H. Agus Salim, dam Abd. Muis.
Berdiri                          : 1912
Tujuannya                   : 
-    Mengembangkan jiwa dagang
-    Membantu anggota yang kesulitan dalam usahanya
-    Memajukan pengajaran
-    Memperbaiki pendapat-pendapat yang kelir mengenai agama Islam
-    Hidup menurut pemerintah agama Islam

3. Indische Partij (IP)
Berdiri                          : Bandung, 25 Desember 1912

Tokoh                          : 3 Serangkai, (yaitu Suwardi Suryaningrat, Dr. E.F.F. Douwes Dekker dan  Cipto Mangunkusumo) IP dipandang sebagi organisasi yang betul-betul bercorak politik dan berprogram nasionalisme Indonesia.

Tujuan IP                      : Menumbuhkan dan meningkatkan jiwa intregritas semua  golongan untuk memamjukan tanah air yang di landasi jiwa nasional, dalam rangka mempersiapkan diri ke arah kehidupan rakyat yang merdeka.

Pada tanggal               : 11 Maret 1913 IP dinyatakan sebagai partai terlarang karena  membahayakan kepentingan penjajah.

b.    Masa Radikal (non kooperatif) tahun 1920-1930
Tiga Partai radikal yang menganut asas non kooperatif adalah PI, PNI, dan PKI.

1. Perhimpunan Indonesia ( 1924 )
PI pada awalnya berdiri di Belanda tahun 1908, semula bernama Indishe Vereenidging (IV).
Tujuan                          : Membantu kepentingan para pemuda dan pelajaran yang berada di negeri Belanda.

Perkembangan (IV) adalah sebagai berikut :
IV – Indonessiche Vereenidging, hal ini dimuat dalam majalah Hindia Putra, Pimpinan Moh. Hatta dan A. Subardjo, tahun 1924 IV mengganti namanya menjadi Perhimpunan Indonesia. Pada tahun 1926, tokoh-tokoh perhimpunan Indonesia mengikuti Kongres Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan Kolonialisme di Paris, dalam pertemuan itu kongres menyokong perjuangan untuk mencapai Indonesia Merdeka akibatnya tokoh-tokoh perjuangan ditangkap

2. PKI (ISDV-PKH-PKI)
Tokoh                          : Semaun
Tujuan                         : Mendirikan pemerintahan Komunis
Paham Dasarnya        : Infiltrasi (penyusupan) dalam organisasi lain dalam usahanya berhasil menyusup ke SI

SI sayap kiri berhasil berkembang menjadi Serikat Rakyat. Tahun 1926, PKI mengadakan pemberontakan tetapi mengalami kegagalan. Hal ini berakibat di bekukannya PKI.

3. Partai Nasional Indonesia 
Berdiri               : Bandung tahun 1927
Tokoh                          : Ir. Soekarno, Maskun, Supriadinata, dan Gatot Mangkuprojo
Asas PNI                     : Indonesia merdeka atas dasar kekuatan sendiri, Marhaennisme, dan Azas Non Kooperatif

c.     Masa Moderat atau Pergerakan Kooperatif

1. Partai Indonesia (Parindra)
Berdiri tahun 1935 merupakan undangan dari partai Budi Utama dan persatuan bangsa Indonesia.
Pemimpin                    : Drs. Sutomo
Tujuan                         : Indonesia Raya
Kegiatan-kegiatannya:
1.    Menjalankan aksi-aksi politik
2.    Meningkatkan kesejahteraan rakyat
3.    Menganjurkan rakyat untuk mencintai hasil produksi sendiri.

2. Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)
Berdiri               : April, 1937
Tokoh                          : Mr. M. Syarifudin, M. Yamin, Mr Sartono, Dr. A.K. Gani

3. Gapi (Gabungan Politik Indonesia)
Berdiri               : Jakarta, 21 Mei 1939
Pemimpin                     : Moh. Husin Tamrin, Amir Syarifudin, & Abi Kusno.
Berdirinya Gapi bermula dari kegagalan petisi Sutarjo akhirnya Gapi mengadakan aksi menuntut ”Indonesia Berparlemen yang sesungguhnya”

Perjuangan Gapi
a.      Pemakaian bangsa Indonesia dalam sidang Volksraad.
b.      Penghapusan diskriminasi.
c.      Perubahan kata irlander menjadi orang Indonesia
d.      Perubahan Nederland–Indie menjadi Indonesia.

2. Perkembangan Organisasi Pergerakan 

a. Organisasi yang bersifat Etnik Kedaerahan.
Berdirinya BU menandai kebengkitan Nasional Indonesia, setelah itu daerah-daerah bahkan Etnik tertentu mulai mendirikan organisasi seperti Jong Java, Jong Ambon, Persatuan Minahasa, Orang Jakarta, dan Sarekat Sumatra.

b. Organisasi yang bersifat Kepemudaan
Organisasi pergerakan pemuda yang pertama adalah Tri Koro Dharmo berdiri tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta. Tri Koro Dharmo berati tiga tujuan mulia, yakni sakti, budi, dan bakti. Pemimpinnya adalah  dr. R. Satiman Wiryosanjoyo.

Tujuan                          : Mencapai Jawa Raya dengan jalan mempererat tali persaudaraan antar pemuda membangkitkan rasa cinta Tanah air, Bangsa dan Budaya. Tahun 1982 nama Tri Koro Dharmo di ubah menjadi Jong Java artinya Jawa Muda, dengan berdirinya Jong Java telah mendorong lahirnya organisasi pemuda.

Beberapa organisasi pemuda kedaerahan antara lain :
1.    Jong Sumatra Bond
2.    Jong Minahasa 
3.    Jong Ambon  
4.    Jong Celebes
5.    Jong Borneo
6.    Jong Islamieten Bond

c. Gerakan Kepanduan
 Gerakan kepanduan bertujuan menghimpun, menggerakkan, dan membawa para pemuda agar cakap dan terampil mengatur masalah kehidupan sehari-hari.

Gerakan Kepanduan itu antara lain adalah sebagai berikut :
1.    JPO     : Organisasi kepanduan dari Tentara dan Pegawai Mangkunegaraan (berdiri tahun 1916).
2.    SIAP (Sarekat Islam Adfelling Pandu)
3.    JJP (Jong Java Padvienderij) 

d. Organisasi Pergerakan Wanita 
 Sebagai wujud cita-cita kartini, para wanita di berbagai daerah mendirikan organisasi Partai Mardika di Jakarta, tujuannya memajukan pengajaran anak-anak perempuan setelah berdiri organisasi Keutamaan Istri.  

e. Organisasi Pergerakan yang bersifat Keagamaan 
Selain Muhammadiyah dan NU beberapa organisasi keagamaan yang lain:
1.    Al-Irsyad (didirikan orang arab yang ada di Indonesia)
2.    Perkumpulan Politik Katholik Jawa 
3.    Ahmadiyah


Peran Manifesto, Kongres Pemuda dan Konggres Perempuan pertama dalam Proses Pembentukan Identitas Kebangsaan  

1. Manifesto Politik tahun 1925
Manifesto Politik adalah pernyataan terbuka dan tegas tentang tujuan maupun pandangan seseorang atau kelompok terhadap masalah negara.

Dalam manifesto dijelaskan bahwa kemerdekaan penuh bagi bangsa Indonesia hanya dapat di capai dengan aksi bersama oleh seluruh kaum nasionalis / [ejuang Indonesia atas dasar kekuatan sendiri. Terkait dengan manifesto tersebut, PI memiliki 4 azas perjuangan,
1.    Azas Kesatuan Nasional 
2.    Azas Solidaritas
3.    Azas Swadaya
4.    Azas nonkooperasi

2. Kongres Pemuda 
Munculnya organisasi pemuda di berbagai daerah telah mendorong pemikiran persatuan antara mereka, maka pada tanggal 30 April – 30 Mei 1926 di Jakarta diselenggarakan Konggres Pemuda I. Untuk melaksanakan Konggres Pemuda I maka pada tanggal 26 – 28 Oktober 1928 di adakan Konggres Pemuda II adapun tokoh yang menjadi Panitia antara lain, 

Ketua                                       : Sugondo Joyopuspito 
Sekretaris                              : M. Yamin
Bendahara                               : Amir Syarifudin
Tujuan                                   : Menyatukan gerakan pemuda di seluruh Indonesia.

Pada hari terakhir tanggal 28 Oktober 1928, di bacakan Ikrar bersama yang di kenal dengan Sumpah Pemuda adapun isinya sebagai berikut : 
1.    Bertanah air satu tanah air Indonesia 
2.    Berbangsa satu bangsa Indonesia 
3.    Berbahasa satu bahasa Imdonesia
Tokoh perumusnya adalah M. Yamin

Makna Sumpah Pemuda
·         Mempertinggi semangat kebangsaaan dan persatuan 
·         Memperkuat Identitas bangsa Indonesia 
·         Pernyataannya meningkatkan kesadaran dan identitas kita  

3. Kongres Perempuan Indonesia 

Tujuan Kongres Perempuan Indonesia adalah mempersatukan berbagai organisasi wanita setelah di lakukan kongres terciptalah organisasi wanita-wanita yang ada.

Well, segitu dulu ya, guyssssss.  Ciaooooo!

Wassalamu’alaikum wr wb.






Sumber Referensi:
-       http://izalewat.weebly.com/history/pergerakan-nasional
-       Modul Sejarah Kelas 8


0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.