Assalamu’alaikum wr. wb. Ciaoooooooo! Lama
ya ga nge-post. Jadi, guys, sekarang gue mau berbagi tentang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
PERGERAKAN NASIONAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAL
hehe
Check it out, yaaz!
Pergerakan nasional merupakan sebuah
perjuangan yang dilakukan oleh organisasi secara modern ke arah perbaikan hajat
hidup bangsa Indonesia yang disebabkan rasa ketidakpuasan terhadap keadaan
masyarakat yang ada.
Terus, faktor utama dari pergerakan nasional adalah
Politik Etis.
Latar Belakang Pergerakan Nasional
Politik Etis (Balas Budi)
Sejak menginjakkan kakinya di
bumi Indonesia pada tahun 1956, penjajah Belanda kurang memperhatikan
kesejahteraan golongan pribumi (orang-orang Indonesia). Mereka terus mengeruk
kekayaan alam dan menindas rakyat Indonesia, tanpa mau memperhatikan nasib
rakyat itu sendiri. Belanda pun memperoleh keuntungan yang luar biasa. Namun
sistem tanam paksa ini dikecam kaum moralis-liberal di Belanda.
Diantaranya adalah Conraad Theodore van Deventer. Ia adalah
pencetus sekaligus penganjur politik Etis yang akhirnya diterapkan di Indonesia.
C.Th. van Deventer mengkritik
keadaan itu melalui salah satu karangannya yang berjudul Utang Budi. Pada tahun
1899, Van Deventer dalam majalah De Gids menyebutkan jutaaan
uang yang dihasilkan oleh Indonesia untuk negeri Belanda adalah satu hutang
budi (Een Eeruschuld) bagi bangsa Belanda. Hutang budi ini harus dibayar
oleh pemerintah Belanda dengan memperbaiki kesejahteraan rakyat Indonesia.
Ratu Wilhelmina pun menanggapi
secara positif gagasan Van Deventer, terbukti dari pidatonya yang di beri judul
Haluan Etika/Politik Etis untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat pribumi perlu
di berlakukan 3 program, yaitu Irigasi (pengairan), Transmigrasi (perpindahan
penduduk), dan Edukasi (pendidikan). Dari ketiga program tersebut terasa bahwa
edukasi lah yang paling penting.
Tapi, pelaksanaan 3 program yang lebih
dikenal dengan istilah Trilogi Van Deventer ini diselewengkan oleh pemerintah
Belanda menjadi Politik Asosiasi. Artinya, politik Asosiasi ini pelaksanaannya
hanya menguntungkan pemerintah Belanda ini terlihat dalam pelaksanaan Trilogi
Van Deventer sebagai berikut:
a. Edukasi
(pendidikan) dilaksanakan hanya untuk menghasilkan tenaga-tenaga kerja terdidik
bagi Belanda.
b. Irigasi (pengairan)
dilaksanakan hanya untuk mengairi sawah-sawah yang disewa oleh pengusaha-pengusaha
Belanda.
c. Transmigrasi
(perpindahan penduduk) dilaksanakan hanya untuk tenaga erja yang
dipekerjakan di perkebunan-perkebunan Belanda di luar Jawa.
Walaupun Belanda telah
melaksanakan Trilogi Van Deventer, tetapi belum dapat mengubah nasib bangsa
Indonesia, karena terselewengkan menjadi Politik Asosiasi tersebut. Secara
tidak langsung, dalam pelaksanaannya, Politik Etis yang dijadikan Politik
Asosiasi sebenarnya merupakan bentuk penjajahan kebudayaan yang halus sekali.
Program edukasi itu sendiri sebenarnya merupakan penggantian kebudayaan asli
tanah jajahan dengan kebudayaan penjajah. Namun, setidaknya di bidang
pendidikan bangsa Indonesia memperoleh kemajuan. Misalnya diperbolehkannya
bangsa Indonesia belajar di perguruan tinggi, walaupun ketentuan ini hanya
berlaku bagi golongan tertentu. Dan kesempatan yang sedikit ini telah
melahirkan golongan intelektual (terpelajar).
Golongan terpelajar dan profesional adalah orang yang
pertama kali menyadari akan nasib bangsanya, penderitaan, kemiskinan dan
kebodohan yang dialami bangsa indonesia diakibatkan oleh penjajahan yang
panjang. Mereka telah menemukan kesalahan sejarah bangsanya dalam menghadapi
Belanda, seperti:
·
Perjuangan masih bersifat kedaerahan
·
Terlalu terpusat dan menggantungkan diri pada
seorang pemimpin
·
Setiap daerah punya pemimpin yang berbeda jalan
pikirannya
·
Perjuangan belum terorganisir dengan baik
·
Tujuan mereka tidak tersatukan
Setelahnya, golongan terpelajar menyadari untuk mempercepat
proses tercapainya nasionalisme, Indonesia perlu membentuk organisasi modern
sebagai wadah perjuangan yang tepat.
Pergerakan Nasional lahir dan berkembang karena
beberapa factor, yaitu:
a. Faktor Internal (dari dalam)
·
Keinginan untuk membebaskan diri dari penjajahan
akibat penderitaan yang dialami rakyat
·
Munculnya golongan terpelajar (elite nasional) akibat
pelaksanaan politik etis
·
Mengenang kejayaan masa lampau yang gemilang
b. Faktor Eksternal (dari luar)
·
Kemenangan Jepang atas Rusia (1904-1905)
·
Terpengaruh oleh gerakan nasional di negara lain,
seperti:
1.
Gerakan Kemerdekaan rakyat India yang dipimpin oleh
Mahatma Gandhi
2.
Gerakan Turki Muda yang dipimpin Musthafa Kemal
Pasha (Kemal Ataturk)
3.
Gerakan Kemerdekan di Philipina dibawah
pimpinan Yose Rizal
4.
Revolusi Cina (1911) yang dipelopori oleh Dr. Sun
Yat Sen
c. Pengaruh ucapan Presiden AS, Woodrow Wilson,
“Bangsa-bangsa yang masih terjajah agar menentukan nasibnya sendiri.”
Pergerakan nasional itu mempunyai sifat/ciri-ciri
perjuangan yang berbeda dengan perjuangan bangsa indonesia sebelumnya
Sifat/ciri-ciri pergerakan nasional itu antara lain :
a. Pergerakan
bersifat kebangsaan/nasional
b. Pergerakan
menggunakan sistem organisasi teratur, dan tidak terpusat pada pimpinan
c. Pergerakan
dilakukan oleh pelajar yang berpandangan jauh ke depan
d. Perjuangan
tidak bersifat fisik/ mengangkat senjata, namun berupa gerakan pendiidkan
ekonomi dan politik
Pers dan juga media
komunikasi juga memegang peranan penting dalam menyadarkan rakyat
Indonesia dalam menempuh perjuangan kebangsaan.
Seiring dengan tumbuhnya kesadaran
nasional, pers telah dimanfaatan sebagai sarana untuk
menyebarluaskan cita-cita mencapai kemerdekaan, selain itu, pers juga
diusahakan sebagai alat untuk memperkuat cita-cita kesatuan dan persatuan
bangsa Indonesia. Pada masa pergerakan nasional pers terbit dimana-mana
dibawah pimpinan para tokoh dan perintis pejuang kemerdekaan
Nama-nama majalah dan surat kabar yang lahir
sebelum kebangkitan nasional, yaitu:
·
Pewarta Menado (Sulawesi)
·
Pewarta Borneo (Kalimantan)
·
Pemberitaan Aceh (Sumatera)
·
Benteng Pagi (Jawa)
·
Pewarta Surabaya (Jawa, Betawi, dan Slompret
Melayu)
Nama-nama surat kabat yang membawa suara pemerintah
Belanda:
·
Bentara Hindia (Jakarta)
·
Medan Priyayi (Bandung)
·
Sinar Matahari (Makassar)
Surat kabar yang membawa pikiran-pikiran Bung Karno
Dan Bung Hatta adalah
·
Pikiran Rakyat
·
Sekirat Indonesia Muda
·
Daulat Rakyat
·
Penyebar Semangat
·
de Exspress dipimpin oleh Dr. Cipto Mangun Kusumo
Perkembangan
Pergerakan Nasional
Organisasi pergerakan nasional
telah menjadi wahana perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya melepaskan diri
dari cengkraman penjajah Belanda. Perjuangan dengan organisasi menjadi pembeda
dari perjuangan masa sebelumnya yang hanya mengandalkan kekuatan senjata.
Ciri-ciri pergerakan nasional sebelum 1908:
-Kurang adanya persatuan/bersifat kedaerahan
-Faktor persenjataan masih sangat sederhana, masih
menggunakan senjata tradisional
-Pemimpin perjuangan adalah pemimpin daerah atau
golongan bangsawan
sedangkan,
Ciri-ciri pergerakan nasional setelah 1908:
-Mulai menonjolkan persatuan
-Tidak lagi menggunakan senjata tradisiomal,
melainkan menggunakan organisasi modern
-Pemimpin perjuangan dari golongan terpelajar
Lahirnya Kebangkitan Nasional dan Pertumbuhan
Organisasi Pergerakan
a. Masa
pembentukan 1908-1920
1. Sifat:
a. Gerakan politik yang bersifat
Radikal IP, PKI, PNI, PNI Pendidikan, partindo, dan gerindo.
b. Gerakan politik yang bersifat
moderat: PSII, PII, BU, dan PARINDRA.
2. Prinsip perjuangan:
a. Gerakan politik yang
mempunyai prinsip perjuangan non kooperatif: PKI, PNI, PNI Pendidikan ,
Partindo.
b. Yang mempunyai prinsip kooperatif: BU, PSII,
dan Gerindo.
c. Yang mempunyai kooperatif incidental:
Parindra.
3. Dasar gerakan Politik:
a. Kebangsaan: PNI, PNI
Pendidikan, Partindo, Parindra, BU, Gerindo, IP.
b. Internasional: PKI.
c. Agama: PSII, PII.
Beberapa Organisasi Pergerakan Nasional
a. Awal Pergerakan Nasional
(Organisasi yang bersifat Etnik)
Organisasi pergerakan yang bersifat etnik di
Indonesia merupakan kelompok sosial dalam masyarakat yang berjuang menaikkan
martabat bangsa dan membina rasa kebangsaan melalui gerakan sosial, ekonomi,
budaya dan politik. Pelopor pembentukan organisasi yang bersifat etnik antara
lain:
1. Organisasi Budi Utomo (20 Mei 1908)
Ketua : Dr. Sutomo
Tujuan : Untuk mencapai kemajuan &
derajat bangsa melalui pendidikan dan kebudayaan.
Keanggotaan : Kaum terpelajar dan pegawai pemerintah
yang berada di P. Jawa dan Madura
Pusat kegiatan : Yogyakarta
Kegiatan ditujukan untuk kegiatan Pendidikan dan
budaya tidak politik.
2. Serikat Islam (1911)
Pada awalnya SI bernama SDI.
Ketua : H. Samanhudi
Berdiri
: Solo,1911
Tujuannya : Membela kepentingan para pedagang pribumi dari
persaingan dengan pedang Cina
Kemudian, atas anjuran H.O.S. Cokroaminoto SDI
berubah menjadi SI.
Tokoh : H.O.S. Cokroaminoto, H. Agus Salim,
dam Abd. Muis.
Berdiri
: 1912
Tujuannya
:
- Mengembangkan jiwa dagang
- Membantu anggota yang
kesulitan dalam usahanya
- Memajukan pengajaran
- Memperbaiki
pendapat-pendapat yang kelir mengenai agama Islam
- Hidup menurut pemerintah agama
Islam
3. Indische Partij (IP)
Berdiri
: Bandung, 25 Desember 1912
Tokoh
: 3 Serangkai, (yaitu Suwardi Suryaningrat, Dr. E.F.F. Douwes Dekker
dan Cipto Mangunkusumo) IP dipandang sebagi organisasi yang
betul-betul bercorak politik dan berprogram nasionalisme Indonesia.
Tujuan IP : Menumbuhkan dan meningkatkan jiwa
intregritas semua golongan untuk memamjukan tanah air yang di
landasi jiwa nasional, dalam rangka mempersiapkan diri ke arah
kehidupan rakyat yang merdeka.
Pada tanggal
: 11 Maret 1913 IP dinyatakan sebagai partai terlarang karena
membahayakan kepentingan penjajah.
b. Masa Radikal (non kooperatif) tahun
1920-1930
Tiga Partai radikal yang menganut
asas non kooperatif adalah PI, PNI, dan PKI.
1. Perhimpunan Indonesia ( 1924 )
PI pada awalnya berdiri di Belanda tahun 1908,
semula bernama Indishe Vereenidging (IV).
Tujuan : Membantu kepentingan para pemuda dan
pelajaran yang berada di negeri Belanda.
Perkembangan (IV) adalah sebagai berikut :
IV – Indonessiche Vereenidging, hal ini dimuat
dalam majalah Hindia Putra, Pimpinan Moh. Hatta dan A. Subardjo, tahun 1924 IV
mengganti namanya menjadi Perhimpunan Indonesia. Pada tahun 1926, tokoh-tokoh
perhimpunan Indonesia mengikuti Kongres Liga Penentang Imperialisme dan
Penindasan Kolonialisme di Paris, dalam pertemuan itu kongres menyokong perjuangan
untuk mencapai Indonesia Merdeka akibatnya tokoh-tokoh perjuangan ditangkap
2. PKI (ISDV-PKH-PKI)
Tokoh
: Semaun
Tujuan : Mendirikan pemerintahan
Komunis
Paham Dasarnya : Infiltrasi (penyusupan) dalam organisasi
lain dalam usahanya berhasil menyusup ke SI
SI sayap kiri berhasil berkembang menjadi Serikat Rakyat.
Tahun 1926, PKI mengadakan pemberontakan tetapi mengalami kegagalan. Hal ini
berakibat di bekukannya PKI.
3. Partai Nasional Indonesia
Berdiri : Bandung tahun 1927
Tokoh : Ir. Soekarno, Maskun,
Supriadinata, dan Gatot Mangkuprojo
Asas PNI
: Indonesia merdeka atas dasar kekuatan sendiri, Marhaennisme, dan Azas
Non Kooperatif
c. Masa Moderat atau
Pergerakan Kooperatif
1. Partai Indonesia (Parindra)
Berdiri tahun 1935 merupakan undangan dari partai
Budi Utama dan persatuan bangsa Indonesia.
Pemimpin
: Drs. Sutomo
Tujuan
: Indonesia Raya
Kegiatan-kegiatannya:
1.
Menjalankan aksi-aksi politik
2.
Meningkatkan kesejahteraan rakyat
3.
Menganjurkan rakyat untuk mencintai hasil produksi
sendiri.
2. Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)
Berdiri : April, 1937
Tokoh
: Mr. M. Syarifudin, M. Yamin, Mr Sartono, Dr. A.K. Gani
3. Gapi (Gabungan Politik Indonesia)
Berdiri : Jakarta, 21 Mei 1939
Pemimpin : Moh. Husin Tamrin, Amir Syarifudin, & Abi
Kusno.
Berdirinya Gapi bermula dari kegagalan petisi Sutarjo
akhirnya Gapi mengadakan aksi menuntut ”Indonesia Berparlemen yang
sesungguhnya”
Perjuangan Gapi
a. Pemakaian
bangsa Indonesia dalam sidang Volksraad.
b. Penghapusan
diskriminasi.
c. Perubahan
kata irlander menjadi orang Indonesia
d.
Perubahan Nederland–Indie menjadi Indonesia.
2. Perkembangan Organisasi Pergerakan
a. Organisasi yang bersifat Etnik Kedaerahan.
Berdirinya BU menandai
kebengkitan Nasional Indonesia, setelah itu daerah-daerah bahkan Etnik tertentu
mulai mendirikan organisasi seperti Jong Java, Jong Ambon, Persatuan Minahasa,
Orang Jakarta, dan Sarekat Sumatra.
b. Organisasi yang bersifat Kepemudaan
Organisasi pergerakan pemuda yang
pertama adalah Tri Koro Dharmo berdiri tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta. Tri
Koro Dharmo berati tiga tujuan mulia, yakni sakti, budi, dan bakti. Pemimpinnya
adalah dr. R. Satiman Wiryosanjoyo.
Tujuan : Mencapai Jawa Raya dengan jalan mempererat
tali persaudaraan antar pemuda membangkitkan rasa cinta Tanah air, Bangsa dan
Budaya. Tahun 1982 nama Tri Koro Dharmo di ubah menjadi Jong Java artinya Jawa
Muda, dengan berdirinya Jong Java telah mendorong lahirnya organisasi pemuda.
Beberapa organisasi pemuda kedaerahan antara lain :
1.
Jong Sumatra Bond
2.
Jong Minahasa
3.
Jong Ambon
4.
Jong Celebes
5.
Jong Borneo
6.
Jong Islamieten Bond
c. Gerakan Kepanduan
Gerakan kepanduan bertujuan menghimpun,
menggerakkan, dan membawa para pemuda agar cakap dan terampil mengatur masalah
kehidupan sehari-hari.
Gerakan Kepanduan itu antara lain adalah sebagai
berikut :
1.
JPO : Organisasi
kepanduan dari Tentara dan Pegawai Mangkunegaraan (berdiri tahun 1916).
2.
SIAP (Sarekat Islam Adfelling Pandu)
3.
JJP (Jong Java Padvienderij)
d. Organisasi Pergerakan Wanita
Sebagai wujud cita-cita kartini, para wanita
di berbagai daerah mendirikan organisasi Partai Mardika di Jakarta, tujuannya
memajukan pengajaran anak-anak perempuan setelah berdiri organisasi Keutamaan Istri.
e. Organisasi Pergerakan yang bersifat
Keagamaan
Selain Muhammadiyah dan NU beberapa organisasi
keagamaan yang lain:
1.
Al-Irsyad (didirikan orang arab yang ada di
Indonesia)
2.
Perkumpulan Politik Katholik Jawa
3.
Ahmadiyah
Peran Manifesto, Kongres Pemuda dan Konggres
Perempuan pertama dalam Proses Pembentukan Identitas Kebangsaan
1. Manifesto Politik tahun 1925
Manifesto Politik adalah pernyataan terbuka dan
tegas tentang tujuan maupun pandangan seseorang atau kelompok terhadap masalah
negara.
Dalam manifesto dijelaskan bahwa
kemerdekaan penuh bagi bangsa Indonesia hanya dapat di capai dengan aksi
bersama oleh seluruh kaum nasionalis / [ejuang Indonesia atas dasar kekuatan
sendiri. Terkait dengan manifesto tersebut, PI memiliki 4 azas perjuangan,
1.
Azas Kesatuan Nasional
2.
Azas Solidaritas
3.
Azas Swadaya
4.
Azas nonkooperasi
2. Kongres Pemuda
Munculnya organisasi pemuda di berbagai daerah
telah mendorong pemikiran persatuan antara mereka, maka pada tanggal 30 April –
30 Mei 1926 di Jakarta diselenggarakan Konggres Pemuda I. Untuk melaksanakan
Konggres Pemuda I maka pada tanggal 26 – 28 Oktober 1928 di adakan Konggres
Pemuda II adapun tokoh yang menjadi Panitia antara lain,
Ketua
: Sugondo
Joyopuspito
Sekretaris
: M.
Yamin
Bendahara
: Amir Syarifudin
Tujuan :
Menyatukan gerakan pemuda di seluruh Indonesia.
Pada hari terakhir tanggal 28 Oktober 1928, di
bacakan Ikrar bersama yang di kenal dengan Sumpah Pemuda adapun isinya sebagai
berikut :
1.
Bertanah air satu tanah air Indonesia
2.
Berbangsa satu bangsa Indonesia
3.
Berbahasa satu bahasa Imdonesia
Tokoh perumusnya adalah M. Yamin
Makna Sumpah Pemuda
·
Mempertinggi semangat kebangsaaan dan
persatuan
·
Memperkuat Identitas bangsa Indonesia
·
Pernyataannya meningkatkan kesadaran dan identitas
kita
3. Kongres Perempuan Indonesia
Tujuan Kongres Perempuan Indonesia adalah
mempersatukan berbagai organisasi wanita setelah di lakukan kongres terciptalah
organisasi wanita-wanita yang ada.
Well, segitu dulu ya, guyssssss. Ciaooooo!
Wassalamu’alaikum wr wb.
Sumber Referensi:
-
http://izalewat.weebly.com/history/pergerakan-nasional
-
Modul Sejarah Kelas 8
-
http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2013/08/pergerakan-nasional-sejarah-indonesia.html
0 comments:
Post a Comment